Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud MD: KAHMI Lebih Menyukai Mengindonesiakan Islam ketimbang Mengislamkan Indonesia

Kompas.com - 28/09/2016, 21:37 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Presidium Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Mahfud MD mengatakan, sejak dibentuk pada 17 September 1967, organisasi KAHMI berniat melanjutkan idealisme Himpunan Mahasiswa Islam yang sangat indonesiawi, manusiawi dan Islami.

Hal tersebut dia katakan saat memberikan pidato sambutan dalam peringatan HUT emas KAHMI di aula hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (28/9/2016).

Menurut Mahfud, sebagai salah satu organisasi pergerakan, KAHMI ingin ikut berpartisipasi membangun masa depan bangsa Indonesia yang tidak lepas dari Keindonesian dan Keislaman.

"Masa depan indonesia yang ingin dibangun oleh KAHMI adalah Keindonesiaan dan keislaman," ujar Mahfud.

Mahfud menjelaskan, KAHMI sebagai organisasi yang berlandaskan Islam lebih menyukai istilah mengindonesiakan Islam, daripada mengislamkan Indonesia. 

Dengan mengindonesiakan Islam, kata Mahfud, KAHMI membawa islam ke dalam realitas NKRI yang multikultural dan menjadikan islam sebagai rahmat bagi masyarakat Indonesia.

"KAHMI tidak pernah mencoba untuk mencabut akar realitas budaya bangsa di masyarakat, tapi hadir untuk menghadirkam roh Islam ke dalam realitas itu agar terbangun Indonesia yang bersatu dalam kedamaian dan kerukunan," ungkapnya.

Dalam ulang tahun ke-50 organisasi tersebut, Mahfud juga menuturkan bahwa KAHMI melakukan serangkaian kegiatan yang mendasarkan pada tema Sinergitas Merawat NKRI.

Tema tersebut diambil karena dianggap sesuai dengan pesan para pendiri bangsa yang menginginkan Indonesia bersatu dalam keberagaman.

Ke depannya, Mahfud berharap KAHMI mampu mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersatu dalam visi dan bersinergi dalam merawat indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika.

"Kita bersyukur bisa merawat kedamaian dalam kenyataan bahwa Indonesia terdiri dari 17.504 pulau, memilki 1360 suku bangsa, memiliki 726 bahasa daerah. Memiliki berbagai agama dan keyakinan yang penuh kearifan," pungkasnya.

Dalam acara peringatan HUT KAHMI ke 50 tersebut, hadir beberapa kader HMI yang saat ini menjadi pejabat, antara lain Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir, Ketua Komisi Yudisial Aidul Fitriciada dan ketua Badan Pemeriksa Keuangan Harry Azhar Azis.

Selain itu hadir pula ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Agus Rahardjo, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan dan bakal calon wakil gubernur DKI Jakarta Sylvia Murni.

Kompas TV Mahfud MD Sebut Dimas Kanjeng Tak Fasih Baca Doa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com