Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNPB: Banjir Bandang di Garut karena Rusaknya Daerah Aliran Sungai Cimanuk

Kompas.com - 21/09/2016, 20:24 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, banjir bandang yang terjadi di Garut karena rusaknya daerah aliran sungai (DAS) Cimanuk.

Kondisi ini diperparah dengan curah hujan tinggi yang melanda 5 kabupaten di Provinsi Jawa Barat.

"Banjir bandang akibat luapan Sungai Cimanuk di Garut, Jawa Barat, diakibatkan rusaknya Daerah Aliran Sungai (DAS). Kejadian ini potret buruk aliran Sungai Cimanuk," ujar Sutopo, saat memberikan keterangan pers, di Graha BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Rabu (21/9/2016).

Sutopo mengatakan, sejak tahun 1980-an, Sungai Cimanuk telah dinyatakan sebagai Daerah Aliran Sungai (DAS) kritis.

Dengan kondisi seperti ini, jika terjadi hujan lebat sering mengakibatkan banjir dan longsor.

Rusaknya DAS Sungai Cimanuk bisa dilihat dari parameter Koefisien Regim Sungai (KRS).

Ukuran KRS Sungai Cimanuk sudah berada di atas batas normal.

Jika dibandingkan dengan sungai yang ada di Pulau Jawa, kata Sutopo, DAS Cimanuk memiliki KRS paling buruk.

Koefisien Regim Sungai (KRS) adalah bilangan yang menunjukkan perbandingan antara nilai debit maksimum (Qmaks) dengan nilai debit minimum (Qmin) pada suatu DAS/Sub DAS.

"Koefisien Regim Sungai itu adalah perbandingan debit maksimum pada saat banjir dibanding dengan minimum, pada saat tidak terjadi banjir. Suatu DAS dinyatakan buruk, jika Koefisien Regim Sungai itu lebih besar dari 80 sedangkan KRS cimanuk itu 713," ungkap Sutopo.

"Ini bisa dilihat dari indikator KRS perbandingan debit maksimal dengan debit minimal. Jika ada di titik 40 KRS dikategorikan baik, kategori sedang ada di titik 40 hingga 80 KRS, dan kategori buruk lebih dari 80 KRS," tambahnya.

Sutopo juga mengungkapkan, mayoritas sungai yang ada di Pulau Jawa memiliki KRS yang buruk.

Berikut beberapa data KRS sungai yang ada di Pulau Jawa:
1. Sungai Cimanuk, Garut - 713 KRS
2. Sungai Ciujung, Banten -189,5 KRS
3. Sungai Cisadane, Tangerang -143 KRS
4. Sungai Citarum, Bandung - 92 KRS
5. Sungau Citanduy, Tasikmalaya - 111 KRS
6. Sungai Serayu, Wonosobo - 165 KRS
7. Sungai Bengawan Solo, Solo - 541 KRS
8. Sungai Brantas, Malang - 205 KRS

Dalam rangka menyelamatkan masyarakat dari ancaman bencana banjir dan longsor, menurut Sutopo, perlu upaya untuk mengembalikan fungsi ekosistem lingkungan di daerah aliran sungai.

Selama kawasan resapan aliran berkurang, kawasan hutan masih sangat minim, pertanian demikian ekspansif di daerah perbukitan dan pegunungan tanpa dibarengi dengan upaya konservasi tanah dan air, maka bencana banjir serta longsor akan terus meningkat.

"Untuk menyelamatkan masyarakat indonesia dari ancaman banjir dan longsor yang terus menigkat, perlu mengembalikan fungsi ekosistem di daerah aliran sungai," papar Sutopo. 

Kompas TV Nama Korban Tewas akibat Banjir Bandang Garut
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com