JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin mengaku sangat kehilangan atas kepergian mantan Menteri Agama Maftuh Basyuni.
Almarhum, kata dia, merupakan sosok yang berintegritas. Lukman menilai Maftuh memiliki ketegasan dan disiplin yang tinggi.
Sifat itu, lanjut Lukman, ikut membantu dalam membenahi Kementerian Agama era kepemimpinan Maftuh.
"Saya sangat merasa bersyukur mendapat amanah sebagai Menteri Agama sesudah beliau. Sehingga relatif beberapa hal pondasinya sudah beliau tegakkan. Karena beliau termasuk yg berjasa membenahi Kementerian Agama seperti sekarang ini," kata Lukman di rumah duka Jalan Pengadegan Barat No. 12 Pancoran, Jakarta, Rabu (21/9/2016).
(Baca: SBY: Maftuh Basyuni Diplomat Ulung)
Lukman menuturkan, menjadi sebuah kewajiban baginya untuk menjaga dan memelihara nilai-nilai yang diwarisankan Maftuh.
Nilai-nilai itu, kata dia, harus terus diestafetkan ke generasi berikutnya. "Menjadi kewajiban kami sebagai ahli warisnya untuk menjaga dan memelihara warisan nilai-nilai beliau. Nilai-nilai itu diestafetkan selain mendoakan beliau," ucap Lukman.
Lukman berharap doa dari pihak keluarga dapat meringankan perjalanan Maftuh menghadap Sang Pencipta.
Sebelumnya, Maftuh sempat dirawat di salah satu rumah sakit di Malaysia. Di rumah sakit tersebut Maftuh sempat menjalani penyinaran untuk penyakit kankernya di sekitar paru-paru.
Mendiang meninggal di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto, Selasa (20/9/2016), pukul 18.30 WIB.
Muhammad Maftuh Basyuni, SH yang lahir di Rembang, Jawa Tengah, 4 November 1939, adalah Menteri Agama pada Kabinet Indonesia Bersatu pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
(Baca: Mantan Menteri Agama Maftuh Basyuni Meninggal Dunia)
Ia menyelesaikan pendidikan sarjananya di Universitas Islam Madinah, Arab Saudi pada tahun 1968.
Periode 1976-1979, ia tampil sebagai Sekretaris Pribadi Duta Besar Indonesia di Jeddah.
Selain sebagai kepala rumah tangga kepresidenan saat Soeharto memimpin negara Indonesia, ia juga menjabat Sekretaris negara pada pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid.
Sejak 2002, ia adalah Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi. Pada 2004, ia tampil sebagai ketua Delegasi Indonesia pada Pertemuan Tingkat Menteri OKI.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.