Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menag Lukman Bersyukur Jadi Menteri Agama Setelah Maftuh Basyuni

Kompas.com - 21/09/2016, 17:56 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin mengaku sangat kehilangan atas kepergian mantan Menteri Agama Maftuh Basyuni.

Almarhum, kata dia, merupakan sosok yang berintegritas. Lukman menilai Maftuh memiliki ketegasan dan disiplin yang tinggi.

Sifat itu, lanjut Lukman, ikut membantu dalam membenahi Kementerian Agama era kepemimpinan Maftuh.

"Saya sangat merasa bersyukur mendapat amanah sebagai Menteri Agama sesudah beliau. Sehingga relatif beberapa hal pondasinya sudah beliau tegakkan. Karena beliau termasuk yg berjasa membenahi Kementerian Agama seperti sekarang ini," kata Lukman di rumah duka Jalan Pengadegan Barat No. 12 Pancoran, Jakarta, Rabu (21/9/2016).

(Baca: SBY: Maftuh Basyuni Diplomat Ulung)

Lukman menuturkan, menjadi sebuah kewajiban baginya untuk menjaga dan memelihara nilai-nilai yang diwarisankan Maftuh.

Nilai-nilai itu, kata dia, harus terus diestafetkan ke generasi berikutnya. "Menjadi kewajiban kami sebagai ahli warisnya untuk menjaga dan memelihara warisan nilai-nilai beliau. Nilai-nilai itu diestafetkan selain mendoakan beliau," ucap Lukman.

Lukman berharap doa dari pihak keluarga dapat meringankan perjalanan Maftuh menghadap Sang Pencipta.

Sebelumnya, Maftuh sempat dirawat di salah satu rumah sakit di Malaysia. Di rumah sakit tersebut Maftuh sempat menjalani penyinaran untuk penyakit kankernya di sekitar paru-paru.

Mendiang meninggal di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto, Selasa (20/9/2016), pukul 18.30 WIB. 

Muhammad Maftuh Basyuni, SH yang lahir di Rembang, Jawa Tengah, 4 November 1939, adalah Menteri Agama pada Kabinet Indonesia Bersatu pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

(Baca: Mantan Menteri Agama Maftuh Basyuni Meninggal Dunia)

Ia menyelesaikan pendidikan sarjananya di Universitas Islam Madinah, Arab Saudi pada tahun 1968.

Periode 1976-1979, ia tampil sebagai Sekretaris Pribadi Duta Besar Indonesia di Jeddah.

Selain sebagai kepala rumah tangga kepresidenan saat Soeharto memimpin negara Indonesia, ia juga menjabat Sekretaris negara pada pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid.

Sejak 2002, ia adalah Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi. Pada 2004, ia tampil sebagai ketua Delegasi Indonesia pada Pertemuan Tingkat Menteri OKI.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com