Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penerapan "E-Government" di Daerah Lebih Baik daripada Pusat

Kompas.com - 06/09/2016, 14:26 WIB
Dimas Jarot Bayu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Asman Abnur menyesalkan buruknya penerapan sistem pemerintahan berbasis elektronik (e-government) di level pemerintah pusat.

Ia menyebutkan, sejumlah provinsi bahkan kabupaten/kota di Indonesia menerapkan sistem e-government jauh lebih baik dibandingkan kementerian maupun lembaga di pemerintah pusat.

"Beberapa waktu lalu saya mengunjungi Jawa Timur, Yogyakarta, dan Jawa Barat. Penerapan sistem e-government di banyak kabupaten/kota di sana ternyata lebih maju dari pusat," ujar Asman, ketika memberikan sambutan pada pembukaan E-Government Summit 2016 di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (6/9/2016).

Asman mencontohkan baiknya penerapan sistem e-government di Kota Bandung membuat daerah itu bisa menghemat anggaran hingga Rp 1 triliun karena menerapkan e-budgeting.

Selain itu, Kota Yogyakarta dapat mengerjakan 2400 kegiatan dari total 3200 kegiatan yang direncanakan karena menggunakan sistem e-government.

Ada pula beberapa kabupaten/kota yang sistem pelayanan publik berbasis elektroniknya sudah sampai ke desa.

"Anak lahir sekarang di desa dalam satu jam sudah keluar akta kelahirannya," kata Asman.

Ia berharap penerapan sistem e-government di daerah dapat diterapkan pula pada berbagai kementerian dan institusi di level pusat.

Hal ini dilakukan dengan menjadikan kabupaten/kota yang memiliki sistem e-government berkualitas sebagai model acuan.

"Harapan kami ini ditularkan kepada kementerian. Nanti kabupaten/kota ini kita jadikan sebagai role model untuk ditiru," kata Asman.

Sebelumnya, ia mengatakan, Indonesia masih memiliki masalah dalam penerapan sistem e-government.

Berbagai sistem berbasis elektronik dalam penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia belum terintegrasi dengan baik.

Hal ini mengakibatkan setiap pemerintahan masih melakukan pola birokrasi lama sehingga terjadi kesenjangan pemanfaatan teknologi informasi antara satu lembaga dengan lembaga lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com