Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM Simpulkan TNI Lakukan Kekerasan Sporadis di Sari Rejo, Ini Temuannya...

Kompas.com - 29/08/2016, 15:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Komnas HAM akhirnya melakukan penyelidikan dan pemantauan adanya pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang dilakukan personel TNI Angkatan Udara Lanud Seowondo terhadap warga Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan, Sumatera Utara 15 Agusutus lalu.

Setelah tiga hari melakukan penyelidikan dengan terjun ke tempat kejadian perkara, tim penyelidik Komnas HAM menemukan sejumlah fakta terkait bentrokan antara aparat negara dengan warga.

Pertama ada kekerasan sporadis yang dilakukan aparat gabungan TNI AU Lanud Soewondo, P‎askhas, Polisi Militer, dan dugaan bantuan dari Batalyon Artileri Medan (Armed) Angkata Darat.

"Kenapa kami sebut sporadis, karena berdasarkan temua lapangan saat terjadi bentrokan mereka beraksi tanpa komando,"‎ kata Komisoner Komnas HAM sekaligus Ketua Tim Pemantauan dan Penyelidikan Peristiwa Bentrok TNI AU dan Warga Desa Sari Rejo, Natalius Pigai ‎di kantor Komnas HAM, Senin (29/8/2016).

(Baca: Tindakan Kekerasan TNI AU terhadap Warga Sari Rejo Dikecam)

Catatan Komnas HAM, kekerasan tersebut setidaknya menyebaban 20 orang luka luka, rusaknya fasilitas umum, dan barang-barang pribadi milik warga.

‎"Ditemukan setidaknya 20 orang luka-luka, termasuk pekerja jurnalistik, ‎dua luka tembak, dan satu TNI AU luka, termasuk fasilitas dan kendaraan warga dirusak," ujar dia.

Selain melakukan kekerasan dan penganiayaan, aparat TNI AU juga melalukan kekerasan verbal terhadap warga Sari Rejo‎. Kekerasan verbal tersebut merendahkan martabat manusia.

"Oknum TNI melakukan kekerasan verbal terhadap warga yang berorientasi merendahkan martabat manusia dengan kata kata yang tidak pantas oleh anggota TNI sebagai pelindung masyarakat. Ada kata kata yang tidak pantas lah, saya ini lah, itu lah," ujar dia.

(Baca: Bentrok dengan Warga Sari Rejo, TNI Dinilai Melanggar UU)

Kebrutalan aparat juga  menyebabkan sejumlah anak kecil mengalami traumatik.

‎"Adanya fakata kekerasan terhadap anak di bawah umur sehingga mengakibatkan ketakutan dan traumatik," katanya.

Hasil dari peninjauan di lapangan termasuk melihat rekaman CCTV di salah satu lokasi bentrokan, Komnas HAM menemukan pula salah seorang oknum TNI masuk ke dalam masjid tanpa melepas sepatu. Anggota TNI AU tersebut juga menendang kotak infaq yang berada di depan masjid.

Pigai mengatakan hasil wawancara dengan pengurus Masjid, anggota TNI tersebut melewati batas suci tempat ibadah.

"Ada anggota TNI masuk ke tempat ibadah tanpa melepas sepatu dan menendang kotak infaq yang berada di seberang jalan. Pada saat itu di tengah kerumanan ada yang menendang," kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com