JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) hingga saat ini belum memutuskan figur yang akan diusungnya ke Pemilu Gubernur DKI Jakarta.
Ketua DPP PDI-P Hendrawan Supratikno menegaskan, partainya enggan terburu-menunggu dalam mendeklarasikan figur yang diusung partai berlambang banteng itu.
"Tidak ada urgensi untuk tergesa-gesa. Menunggu momentum tepat, hari yang pas. Bila perlu kalau percaya primbon, hitung weton, primbonnya," kata Hendrawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (22/8/2016).
Hendrawan menambahkan, semua nama calon yang disebut akan diusung PDI-P masih belum final, termasuk Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang santer diisukan akan dipasangkan dengan politisi PDI-P yang juga Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat.
(Baca: Ahok: Megawati Beri Sinyal Dukung Petahana)
Ia menilai wajar jika nama Ahok paling sering muncul ke permukaan. Sebab, Ahok merupakan petahana. Hendrawan menambahkan, setiap partai politik berpikiran sama dan hal tersebut wajar.
"Setiap parpol seperti itu. Kalau petahana kinerjanya baik. Karena kami meyakini kinerja berkorelasi dengan aspirasi masyarakat. Pasti petahana akan diusung ulang," tutur Anggota Komisi XI itu.
(Baca: Ahok: PDI-P Punya Mekanisme, Silakan Ditanya ke Mas Hasto)
Selain Ahok, nama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini juga disebut sebagai calon kuat untuk diusung ke Pilgub DKI. Namun, PDI-P telah menunjuk Risma sebagai Juru Kampanye Nasional.
Meski begitu, Hendrawan memastikan hal tersebut tak lantas menutup kemungkinan Risma untuk diusung.
"Kemungkinan tetap ada tapi kalau secara statistik, kemungkinannya seberapa besar. Yang bisa kami sampaikan konstelasi hari in, tentu tidak sebesar petahana. Karena bagaimanapun di dalam petahana ini ada komponen PDI-P (Djarot)," kata dia.