Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
JJ Rizal

Sejarawan dan pekerja di Komunitas Bambu, penerbit khusus buku-buku sejarah.

Karut-marut Sejarah Proklamasi

Kompas.com - 17/08/2016, 15:12 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

Seperti apa peristiwa detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia? “Terlalu banyak tersiar cerita dan karangan yang yang tidak benar,” begitu kata Bung Hatta.

Ketika Hatta menyatakan itu usia Republik Indonesia baru enam tahun. Orang-orang yang hadir di sekitar peristiwa yang disebut Bung Karno maha penting itu pun masih hidup.

Tetapi, Hatta sudah melihat ada upaya-upaya mencampur “Legende dan Realitet Sekitar Proklamasi 17 Agustus” sebagaimana ditulisnya dalam majalah Mimbar Indonesia untuk menyambut ulang tahun kemerdekaan 17 Agutus 1951.

Apakah sejak Hatta melancarkan kritik keras ihwal proklamasi yang sejarahnya diliputi kabut mitos itu perlahan lenyap? Tidak.

Pada 1970, Hatta masih menyuarakan hal yang sama. Malahan ia melihat kabut “legende dan realitet” itu semakin menebal.

Sebab itu Hatta memerlukan diri meluaskan tulisannya di Mimbar Indonesia dengan riset selama enam bulan di Honolulu pada 1968, kemudian menerbitkannya menjadi buku Sekitar Proklamasi pada 1970, saat ulang tahun kemerdekaan ke-25.

Tetapi, apakah kini selang 46 tahun kemudian di ulang tahun kemerdekaan ke-71 sejarah di sekitar proklamasi semakin terang?

Ada yang bilang sejarah adalah sumber inspirasi tumbuhnya mitos. Dan sampai kini mitos terus tumbuh di sekitar proklamasi yang disebut Hatta sebagai kejadian besar yang menentukan jalan sejarah Indonesia itu.

Lantas kemana para sejarawan yang diharapkan Hatta dengan hasil penyelidikan akademisnya akan menjernihkan dan membimbing masyarakat Indonesia melihat realita sejarah di sekitar proklamasi? Apakah harapan Hatta itu kanda? 

Harapan Hatta itu sebenarnya terkabul. Penulisan sejarah zaman Jepang di Indonesia yang berkait langsung dengan sekitar proklamasi berkembang. Bahkan karya-karya sejarawan Aiko Kurasawa yang tersohor serius meriset soal itu telah diterjemahkan, seperti Kuasa Jepang di Jawa dan terakhir Masyarakat dan Perang Asia Timur Raya.

Melalui buku-buku ini dan beberapa artikelnya Aiko menjelaskan bagaimana Sukarno-Hatta bukan bekerjasama, tetapi memanfaatkan kekuasaan Jepang.

Sukarno-Hatta melihat bahaya kemanusiaan yang jauh lebih besar jika mereka menolak ikut Jepang. Dari langkah Quezon pimpinan Philipina mereka belajar pura-pura ikut Jepang demi keselamatan bangsa. 

Aiko juga menganalisis bagaimana Sukarno memanfaatkan film sebagai medium propaganda Jepang untuk menggalang nasionalisme Indonesia.

Pidato-pidato Sukarno selama zaman Jepang menurut Aiko memperlihatkan bagaimana Sukarno berhasil meminggirkan “pesan sponsor”. Dalam usaha menggerakkan hati rakyat, Sukarno memilih kata-kata tidak berbau fasisme dan netral dari propaganda menyukseskan kepentingan Jepang.

Tetapi, juga bukan kata-kata yang menyinggung perasaan tentara Jepang. Misalnya, dia selalu memakai kata kesejahteraan, kebahagiaan, kemuliaan bangsa,  ketimbang kemerdekaan bangsa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com