Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpidana Mati Zulfiqar Ali Dirawat di RSUD Purwokerto

Kompas.com - 15/08/2016, 15:56 WIB

KOMPAS.com - Terpidana mati kasus narkoba yang batal dieksekusi pada tanggal 29 Juli 2016, Zulfiqar Ali, dikabarkan menjalani perawatan di Pusat Geriatri Rumah Sakit Umum Daerah Prof Dr Margono Soekarjo, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Informasi yang diperoleh Antara dari petugas di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Batu, Pulau Nusakambangan, Cilacap, terpidana mati berkewarganegaraan Pakistan itu telah berada di RSUD selama satu minggu.

Saat dikonfirmasi, Kepala Lapas Batu, Abdul Aris, mengakui jika Zulfiqar Ali sedang menjalani perawatan intensif di RSUD Prof Dr Margono Soekarjo.

"Beberapa hari setelah pelaksanaan eksekusi, Zulfiqar kembali drop sehingga kami bawa ke (RSUD) Margono," kata Abdul Aris, Senin (15/8/2016).

Menurut dia, Lapas telah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait perawatan Zulfiqar Ali di rumah sakit tersebut termasuk dengan Kepolisian Resor Banyumas untuk masalah pengamanan.

Disinggung mengenai keberadaan terpidana mati lainnya yang batal dieksekusi pada tanggal 29 Juli 2016, Aris mengatakan hingga saat ini yang tercatat sebagai warga binaan Lapas Batu sebanyak delapan orang termasuk Zulfiqar Ali.

"Mereka tidak lagi berada di ruang isolasi. Kalau Merri Utami telah berada di Lapas Cilacap, sedangkan Gurdip Singh dikembalikan ke Lapas Pasir Putih, Nusakambangan," kata Aris.

Terpidana mati Zulfiqar Ali dipindahkan dari Lapas Narkotika, Cipinang, Jakarta, ke Lapas Batu, Pulau Nusakambangan, Cilacap, pada tanggal 30 April 2016.

Akan tetapi sejak tanggal 16 Mei 2016, Zulfiqar yang divonis hukuman mati oleh Pengadilan Negeri Tangerang pada tahun 2005 atas kasus kepemilikan 300 gram heroin itu dirawat di Ruang Dahlia, Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap karena komplikasi bronkitis, liver, dan hepatitis.

Selanjutnya, pada hari Senin (25/7), Zulfikar yang dalam kondisi sakit itu dijemput petugas gabungan dari RSUD Cilacap untuk dibawa kembali ke Lapas Batu.

Kemudian, malam harinya Zulfiqar ditempatkan di ruang isolasi yang merupakan bangunan baru di bagian belakang lapas tersebut untuk menunggu waktu pelaksanaan eksekusi.

Namun saat pelaksanaan eksekusi pada hari Jumat (29/7), pukul 00.46 WIB, Zulfiqar Ali bersama sembilan terpidana mati lainnya batal dieksekusi.

Selain Zulfiqar Ali, sembilan terpidana mati yang dikabarkan batal dieksekusi terdiri atas Merri Utami (warga negara Indonesia), Gurdip Singh (India), Onkonkwo Nonso Kingsley (Nigeria), Obina Nwajagu (Nigeria), Ozias Sibanda (Zimbabwe), Federik Luttar (Zimbabwe), Eugene Ape (Nigeria), Pujo Lestari (Indonesia), dan Agus Hadi (Indonesia).

Sementara empat terpidana mati yang dieksekusi terdiri atas Freddy Budiman (warga negara Indonesia), Michael Titus Igweh (Nigeria), Humprey Ejike (Nigeria), dan Gajetan Acena Seck Osmane (Senegal).

(Sumarwoto/ant)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com