Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua MPR Sebut Alasan Mengapa Indonesia Perlu Kembali Rumuskan Haluan Negara

Kompas.com - 20/07/2016, 16:08 WIB
advertorial

Penulis

Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menyebut bahwa Indonesia perlu kembali menerapkan haluan negara. Tujuannya sebagai pedoman dalam perencanaan pembangunan baik untuk jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang.

Selain sebagai pedoman pembangunan Zulkifli juga mengatakan haluan negara sangat penting untuk menghadapi kenyataan saat ini di mana nilai-nilai Pancasila yang penerapannya terancam lumpuh.

“Jajak pendapat dari sebuah harian ternama di Indonesia menyebut bahwa saat ini Pancasila terancam lumpuh. Ada tetapi seperti tidak ada. Selain itu kita juga semakin jauh dari sila ke-5 yang merupakan salah satu cita-cita kemerdekaan yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya.

Pernyataan tersebut diucapkan oleh Zulkifli Hasan dalam sambutan di acara halal bihalal Gerakan Pemantapan Pancasila, organisasi yang diinisiasi oleh mantan wakil presiden Try Sutrisno. Acara tersebut berlangsung di Gedung Granadi, Jl. HR. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan,  Rabu (20/7/2016).

"Ada kalangan yang menyebut kita sudah bagus Pancasila setelah melalui 4 kali perubahan amandemen. Tapi ada juga yang menyebutkan kita ini sudah terlalu jauh dari sila ke-5 dan seterusnya," lanjut Zulkifli.

Ia menyebut setiap kali melakukan kunjungan ke berbagai daerah, kesenjangan sosial masih begitu terasa. Selain terasa ketidakmerataan pembangunan di beberapa daerah, sumber daya alam yang berlimpah di daerah-daerah umumnya dikuasai oleh segelintir orang yang dulunya menjadi sponsor saat pemilihan kepala daerah.

Berlakunya kembali haluan negara menurutnya dapat menjadi solusi. Haluan negara dapat menjadi norma yang mengatur tata laksana demokrasi di Indonesia. Hal tersebut bertentangan dengan keadilan sosial bagi rakyat. Jauh juga dari kedaulatan untuk rakyat yang dijunjung tinggi dalam Pancasila.

“Dalam demokrasi, kalau tidak ada norma kuat yang mengatur maka demokrasi itu hanya akan menguntungkan segelintir orang saja. Sama seperti pasar bebas. Kita survei terakhir, 1% menguasai 50,3% itu kesenjangan yang terlalu jauh. Di mana posisi kedaulatan rakyat? Kalau seperti itu yang berdaulat dan berkuasa rakyat itu ada di mana?,” katanya.

Haluan negara akan memastikan perencanaan pembangunan antara pusat dengan daerah berjalan searah dan adil. Selain itu sebagai norma yang mengingatkan pemerintah daerah dapat bekerja sesuai dengan pedoman Pancasila.  Kesenjangan sosial dapat dijembatani.

“Mudah-mudahan semua bisa disimpulkan apa saja yang perlu dimasukkan ke dalam haluan negara itu sebagai langkah awal sehingga kita punya pegangan. Jadi setiap ganti presiden atau gubernur program dan kebijakan tetap sejalan," tutup Zulkifli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Sebut Surplus Panen Padi di Kotawaringin Timur Akan Dibawa ke IKN

Jokowi Sebut Surplus Panen Padi di Kotawaringin Timur Akan Dibawa ke IKN

Nasional
Hari Anti Narkotika Internasional, Mengadopsi Kebijakan Berbasis Ilmiah

Hari Anti Narkotika Internasional, Mengadopsi Kebijakan Berbasis Ilmiah

Nasional
Usung Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta, PKS Dianggap Incar Efek 'Ekor Jas'

Usung Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta, PKS Dianggap Incar Efek "Ekor Jas"

Nasional
Jokowi Sebut Indonesia Akan Terdampak Gelombang Panas Empat Bulan ke Depan

Jokowi Sebut Indonesia Akan Terdampak Gelombang Panas Empat Bulan ke Depan

Nasional
Duetkan Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta, PKS Kurang Diuntungkan Secara Elektoral

Duetkan Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta, PKS Kurang Diuntungkan Secara Elektoral

Nasional
3 Desa Dekat IKN Banjir, BNPB: Tak Berdampak Langsung ke Pembangunan

3 Desa Dekat IKN Banjir, BNPB: Tak Berdampak Langsung ke Pembangunan

Nasional
Wakasad Kunjungi Pabrik “Drone” Bayraktar di Turkiye

Wakasad Kunjungi Pabrik “Drone” Bayraktar di Turkiye

Nasional
Usung Anies di Pilkada Jakarta 2024, PKS Dianggap Menjaga Daya Tawar Politik

Usung Anies di Pilkada Jakarta 2024, PKS Dianggap Menjaga Daya Tawar Politik

Nasional
Blusukan di Kalteng, Jokowi Kaget Harga Bahan Pokok Hampir Sama dengan di Jawa

Blusukan di Kalteng, Jokowi Kaget Harga Bahan Pokok Hampir Sama dengan di Jawa

Nasional
Menko Polhukam: Pilkada Biasanya 2 Kali, di Daerah dan MK, TNI-Polri Harus Waspada

Menko Polhukam: Pilkada Biasanya 2 Kali, di Daerah dan MK, TNI-Polri Harus Waspada

Nasional
Bandar Judi Online Belum Disentuh, Kriminolog: Apa Benar Aparat Terkontaminasi?

Bandar Judi Online Belum Disentuh, Kriminolog: Apa Benar Aparat Terkontaminasi?

Nasional
Banjir Rendam 3 Desa Dekat IKN di Penajam Paser Utara

Banjir Rendam 3 Desa Dekat IKN di Penajam Paser Utara

Nasional
DPR Dorong PPATK Laporkan Anggota Dewan yang Main Judi 'Online' ke MKD

DPR Dorong PPATK Laporkan Anggota Dewan yang Main Judi "Online" ke MKD

Nasional
Jelang Puluhan PSU, Bawaslu Sebut Masih Ada Potensi Penyelenggara Tak Netral

Jelang Puluhan PSU, Bawaslu Sebut Masih Ada Potensi Penyelenggara Tak Netral

Nasional
PDI-P: Tak Ada Tawaran Ganjar Jadi Menteri Prabowo

PDI-P: Tak Ada Tawaran Ganjar Jadi Menteri Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com