Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Husni Kamil Manik, Mencairkan Suasana Rapat Genting dengan Kelembutan

Kompas.com - 08/07/2016, 11:02 WIB
Amir Sodikin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Pemilihan Umum Husni Kamil Manik, Kamis (7/7/2016) malam, telah dipanggil Sang Pencipta. Sosok kalem, tenang, dan penyabar ini telah mengantarkan Indonesia memasuki masa-masa kritis saat Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2014.

Kiprahnya dalam mewarnai sistem kepemiluan Indonesia pantas menjadi pelajaran bagi kita semua. Ia berusaha berdiri di semua pihak, dengan caranya yang begitu tenang.

Mencairkan suasana saat rapat genting dan tegang, menjadi salah satu keahlian Husni. Salah satu rapat penting yang menentukan kredibilitas KPU adalah saat memimpin rekapitulasi suara nasional pada Pilpres 2014.

Di antara banyak komentar pedas dan juga caci maki, Husni tak terpancing emosi. Jika terpancing emosi, forum penting itu bisa menjadi berlarut-larut dan bisa menemui jalan buntu.

Saya masih ingat, salah satu penggal jalannya sidang saat itu. Husni dengan tenang berusaha menguasai jalannya forum rekapitulasi suara nasional. Hari itu, Jumat (9/5/2014) malam pukul 21.00, Kantor KPU masih hiruk-pikuk. Catatan saya ini pernah dimuat di harian Kompas esok harinya.

Kurang tiga jam lagi, KPU harus menetapkan hasil pemilu legislatif secara nasional. Namun, perdebatan di ruang rapat pleno terbuka masih alot.

Para saksi partai politik masih mempermasalahkan akurasi rekapitulasi Provinsi Sumatera Selatan, khususnya untuk Kabupaten Musi Rawas. Suasana makin genting karena setelah Sumsel masih ada Maluku Utara yang harus mempresentasikan perbaikan rekapitulasi provinsi.

Di halaman KPU, makin malam makin ramai orang-orang berdatangan menyaksikan rekapitulasi. KPU telah menggelar tenda ukuran besar dilengkapi layar lebar berisi tayangan langsung jalannya rekapitulasi.

Di lobi lantai II juga disediakan layar untuk menyaksikan jalannya sidang bagi yang tak memiliki kartu tanda pengenal. Di ruang sidang, media massa dalam dan luar negeri berjubel menyesaki ruang sidang, siap-siap meliput penetapan hasil Pemilu Legislatif 2014.

Namun, forum masih diwarnai debat mengkritik dapil Sumsel I, terutama di Musi Rawas. Saksi dari Partai Persatuan Pembangunan, Ahmad Yani, salah satu yang vokal memprotes yang terjadi di Musi Rawas.

Yani, yang juga caleg PPP dari dapil Sumsel I ini, mengungkapkan sejumlah kecurangan. ”Sulit meyakini C1 plano yang ada. Tapi, KPU akhirnya bisa mendatangkan C1 plano. Bagaimana validitasnya? Seperti barang gaib,” kata Yani.

Selain menyalahkan KPU Musi Rawas, Yani juga mengkritik kinerja KPU Sumsel.

Para pengunjung yang hadir harap-harap cemas dengan jalannya sidang. Jika KPU salah sedikit dalam mengelola jalannya sidang, situasi menjadi runyam. Giliran Husni harus menanggapi protes keras peserta sidang malam itu.

”Masih ada poin baru yang akan disampaikan? Pak Yani ini luar biasa, beliau Wakil Sekjen PPP yang hadir di sini,” kata Husni Kamil Manik. Jurus Husni yang mencoba bercanda ini ternyata ampuh meredam suasana genting sidang.

DEYTRI ROBEKKA ARITONANG Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Husni Kamil Manik
Pengunjung yang menyaksikan sidang ikut harap-harap cemas, akankah Yani menerima konklusi Husni? Jawaban balik dari Yani di luar ekspektasi semua pengunjung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com