Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Bom Bunuh Diri Jaringan Surabaya? Ini Kata Kapolri

Kompas.com - 05/07/2016, 11:54 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi sudah menduga adanya peristiwa bom bunuh diri di Markas Korps Polres Kota Surakarta, Selasa (5/7/2016) pagi.

Dugaan itu menguat setelah awal Juni 2016 lalu, Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menangkap tiga orang terduga teroris di Surabaya.

Meski begitu, Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti belum dapat memastikan apakah pelaku bom bunuh diri merupakan bagian jaringan dari teroris di Surabaya atau bukan.

"Belum tentu. Bisa begitu (termasuk jaringan teroris Surabaya), bisa juga tidak begitu," ujar Badrodin kepada Kompas.com, Selasa pagi.

Badrodin enggan menduga-duga soal dari jaringan mana si pelaku. Polri masih fokus ke penyelidikan identitas pelaku sekaligus memperkuat keamanan terlebih dahulu.

"Setelah identitas diketahui, baru akan kami kembangkan ke jaringan-jaringannya," ujar Badrodin.

Untuk mencari identitas pelaku sendiri, Polri telah menerjunkan tim dari Kedokteran Kepolisian/Disaster Victim Identification (DVI), Labforcab Semarang dan Unit Identifikasi Polda Jateng.

"Akan banyak prosesnya yang diselidiki. Jadi sabar saja dulu," ujar Badrodin.

Tiga orang terduga teroris yang ditangkap di Surabaya diketahui masing-masing berinisial PHP, BRN, dan FN.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen (Pol) Boy Rafli Amar mengatakan bahwa pelaku menyasar tempat keramaian dan aparat keamanan.

"Ada indikasi mencoba mengganggu petugas keamanan yang sedang bertugas di hari raya. Rencana mereka akan melakukan aksi di bulan suci Ramadhan," ujar Boy di Mabes Polri, Jakarta, usai penangkapan jaringan teroris Surabaya, Kamis (9/6/2016).

Saat ditangkap, Densus 88 menyita barang bukti berupa tiga bom aktif berdaya ledak tinggi, dua pucuk senjata api laras panjang, senjata api laras pendek, cairan kimia, sangkur, dan ponsel.

Saat itu, polisi menduga masih ada lagi pelaku di kelompok mereka yang belum tertangkap sehingga masih dilakukan pengembangan.

Kompas TV Kapolri: Polisi akan Berikan Pengamanan Maksimal
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com