Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Berita Penting yang Mungkin Anda Lewati Kemarin

Kompas.com - 30/06/2016, 07:21 WIB

1. Anggota DPR Ditangkap KPK

Anggota Komisi III DPR I Putu Sudiartana yang juga Wakil Bendahara Umum Partai Demokrat ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi.

Putu ditengarai menjadi makelar proyek infrastruktur di Sumatera Barat senilai Rp 300 miliar. Proyek yang "diurus" Putu tidak terkait dengan komisinya yaitu Komisi III dan asal daerah pemilihannya yaitu Bali. Masalah infrastruktur adalah ranah Komisi V.

Perkembangan berita ini dapat diikuti di topik: Politisi Demokrat I Putu Sudiartana Ditangkap KPK

2. Mayat Perempuan Korban Mutilasi

Seorang mayat perempuan ditemukan di apartemen Belleza, Permata Hijau, Jalan Letjen Suprapto, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (29/6/2016) sekitar pukul 17.00 WIB. Diduga perempuan tersebut merupakan korban mutilasi.

3. Hitung Ulang 1 Juta KTP Dukungan untuk Ahok
Temen Ahok menghitung ulang 1 juta KTP dukungan untuk Ahok secara manual untuk membuktikan berbagai kecurigaan yang dilontarkan sejumlah orang tentang jumlah dan keabsahan KTP tersebut.

Penghitungan yang dimulai pukul 11.35 selesai pukul 17.36. Hasilnya, ada 1.000.264 KTP dukungan.

Mereka mengundang politisi PPP Lulung Lunggana, Politisi Gerindra Habiburokhman, dan politisi PDI-P Adian Napitulu. Ketiganya tidak bersedia datang.

Baca beritanya di sini.

Nursita Sari Relawan Teman Ahok menghitung 1 juta KTP secara manual di markas Teman Ahok, Graha Pejaten, Jakarta Selatan, Rabu (29/6/2016).
4. Mata Kiri Anggota Polisi Korban Pengeroyokan Jakmania Terpaksa Diangkat
Brigadir Hanafi, salah satu anggota polisi korban pengeroyokan kelompok suporter Jakmania, terpaksa harus kehilangan mata kirinya. Korneanya mata kirinya rusak. Sementara, bagian mata kanannya masih dalam pemeriksaan medis.

Mata Hanafi rusak karena disiram air keras oleh seorang pendukung Persija, Jakmania, saat sedang menjaga pertandingan antara Persija Jakarta melawan Sriwijaya FC, di Gelora Bung Karno, Jumat (24/6/2016).

Berita selengkapnya baca di sini

5. Polisi Petakan Distribusi Vaksin Palsu

Badan Reserse Kriminal Polri memetakan rantai distribusi vaksin palsu untuk menemukan jumlah dan lokasi para pengguna. Polisi menelusuri hingga mendapakan sejumlah anak-anak penerima vaksin.

Hasilnya, rumah sakit yang memakai vaksin palsu berada di Bekasi, Jawa Barat. Vaksin palsu juga sudah terdistribusi dari Padang hingga Aceh.

Presiden Joko Widodo menyebut pemalsuan vaksin sebagai kejahatan luar biasa. Jokowi menginstruksikan agar pelaku dihukum seberat-beratnya. 

Ikuti perkembangan beritanya dalam topik: Temuan Vaksin Palsu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Nasional
KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

Nasional
Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Nasional
Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Nasional
Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Nasional
Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Nasional
Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Nasional
Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Nasional
JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com