Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menperin Dorong Jalan Indonesia Menggunakan Aspal Dicampur Karet

Kompas.com - 24/06/2016, 21:42 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian Saleh Husin mendorong percepatan penyerapan komoditas karet digunakan untuk proyek-proyek infrastruktur, khususnya pembangunan jalan.

Saleh mengatakan, pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta Kementerian Pertanian tentang kemungkinan karet menjadi bahan campuran aspal jalan di Indonesia.

"Dirjen kami bersama KemenPU-Pera dan Kementan sudah melihat ke Thailand yang sudah lebih dahulu menggunakan karet sebagai bahan campuran aspal. Kami akan mencontoh itu," ujar Saleh di Istana Wakil Presiden Jakarta, Jumat (24/6/2016).

(Baca: Jokowi Ragu Investor Tertarik Berbisnis di Sektor Karet)

Saleh mengatakan dengan dicampur karet, aspal jalan akan lebih tahan lama dan tidak mudah rusak. Yang tidak kalah penting, strategi itu dapat menyerap karet petani Indonesia. Harapannya, harga karet di pasaran membaik dan kesejahteraan petani meningkat.

"Karena kasihan petani karet kita. Harga karet dunia saja sudah turun, apalagi di tingkatan mereka, sangat rendah," ujar Saleh.

Investor siap

Saleh menambahkan, investor sudah melirik sektor itu untuk digarap.

"Kami sudah komunikasi dengan gabungan pengusaha karet itu. Mereka siap untuk itu, bisa setiap daerah mereka bangun industri sesuai kapasitas jalannya. Investasinya juga enggak terlalu besar kok," ujar Saleh.

Selain aspal, pihaknya juga mendorong penyerapan karet untuk pelapis dermaga ketika kapal bersandar. Namun, Saleh mengakui penyerapan karet untuk itu lebih rendah ketimbang untuk campuran aspal.

Sebelumnya, dalam pertemuan dengan pengurus Gabungan Perusahaan Karet seluruh Indonesia (Gapkindo), Jumat, Presiden Joko Widodo mengungkapkan keprihatinan soal keterbatasan pengolahan karet.

(Baca: Dipajaki 10 Persen, Pengusaha Karet Curhat ke Jokowi)

Presiden ingin agar komoditas karet tidak hanya melulu digunakan dalam industri pembuatan ban, namun berguna bagi proyek-proyek infrastruktur yang strategis.

"Bapak Presiden sangat tertarik penggunaan karet dapat diperluas di luar sektor tradisional, seperti ban. Beliau ingin diciptakan demand baru berupa proyek-proyek infrastruktur pemerintah," ujar Ketua Gapkindo Munarji Soedargo, usai bertemu Presiden.

Pengurus Gapkindo pun memaparkan proyek infrastruktur strategis yang dapat menyerap komoditas karet antara lain, aspal berbahan campuran karet, karet untuk tempat bersandar kapal di pelabuhan hingga pintu-pintu air berbahan karet.

(Baca: Jokowi Ingin Karet Juga Dimanfaatkan untuk Proyek Infrastruktur)

"Jika ini dilakukan, akan berdampak impresi yang luas bagi pasar dunia bahwa karet ternyata bisa digunakan di sektor lain selain ban yang tidak terpikirkan dunia. Berarti akan ada peluang harga karet membaik," ujar dia.

Jika demikian, keuntungan bukan hanya dirasakan oleh pemerintah atau pengusaha saja, melainkan juga oleh petani karet dan enam juta orang yang terlibat dalam industri pengolahan karet dari hulu hingga hilir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com