Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekjen Kemenhan Sebut Ada Potensi Besar WNI Kembali Disandera Abu Sayyaf

Kompas.com - 23/06/2016, 21:05 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kabar mengenai penyanderaan warga negara Indonesia oleh kelompok militan teroris asal Filipina, Abu Sayyaf kembali muncul.

Namun, berita tersebut hingga kini masih simpang siur. Sebab, beberapa pihak ada yang menyatakan berita penyanderaan itu tidak benar, namun ada juga yang mengindikasikan kebenaran berita tersebut.

Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Laksamana Madya TNI Widodo menyatakan bahwa ada potensi besar yang mengarah pada kebenaran kabar tujuh WNI disandera oleh kelompok Abu Sayyaf.

"Memang ada potensi besar ke arah itu (WNI disandera)," ujar Widodo saat ditemui usai menghadiri acara buka puasa bersama di gedung KPK, Jakarta Selatan, Kamis (23/6/2016).

Widodo menuturkan saat ini Pemerintah tengah melakukan investigasi lebih dalam mengenai keberadaan tujuh WNI yang diduga merupakan warga Samarinda, Kalimantan Timur.

Hal tersebut dilakukan agar kabar penyanderaan tersebut tidak menjadi simpang siur.

"Kami memang sedang melakukan proses investigasi supaya tidak simpang siur. Tapi memang potensi penyanderaan itu ada," kata Widodo.

Sementara itu, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Samarinda Kalimantan Timur Yus Kasmany menyatakan, ada indikasi tujuh ABK TB Charles disandera.

Ini disebabkan dari 13 ABK yang berangkat hanya enam orang yang pulang.

"Kami memberangkatkan 13 ABK menggunakan TB Charles dari perusahaan PT PP Rusianto Bersaudara. Ketika kapal sudah dalam perjalanan pulang, dinyatakan tujuh orang tidak kembali," kata Yus, Kamis, (23/6/2016).

"Jadi hanya enam orang yang pulang. saya tidak bisa menyimpulkan apakah ada penyanderaan karena itu wewenang kepolisian. Tapi saya menyebut ada indikasi jika hanya enam yang pulang," ucapnya.

 

Yus menjelaskan, saat ini TB Charles sudah memasuki perairan Kalimantan Timur. Diperkirakan akan sampai di Samarinda pada Jumat (24/6/2016) pukul 15.00 WITA. Kapal tersebut akan disandarkan di pelabuhan KSOP.

"Besok sudah dipastikan kapal sandar jam 3 sore. Jadi kita tunggu di sini," ucapnya.

Kompas TV Keluarga Kecewa Penyanderaan WNI Dianggap Penipuan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PPP Diminta Segera Tentukan Sikap terhadap Pemerintahan Prabowo Lewat Mukernas

PPP Diminta Segera Tentukan Sikap terhadap Pemerintahan Prabowo Lewat Mukernas

Nasional
PKS: Masalah Judi Online Sudah Kami Teriakkan Sejak 3 Tahun Lalu

PKS: Masalah Judi Online Sudah Kami Teriakkan Sejak 3 Tahun Lalu

Nasional
Dompet Dhuafa Banten Adakan Program Budi Daya Udang Vaname, Petambak Merasa Terbantu

Dompet Dhuafa Banten Adakan Program Budi Daya Udang Vaname, Petambak Merasa Terbantu

Nasional
“Care Visit to Banten”, Bentuk Transparansi Dompet Dhuafa dan Interaksi Langsung dengan Donatur

“Care Visit to Banten”, Bentuk Transparansi Dompet Dhuafa dan Interaksi Langsung dengan Donatur

Nasional
Perang Terhadap Judi 'Online', Polisi Siber Perlu Diefektifkan dan Jangan Hanya Musiman

Perang Terhadap Judi "Online", Polisi Siber Perlu Diefektifkan dan Jangan Hanya Musiman

Nasional
Majelis PPP Desak Muktamar Dipercepat Imbas Gagal ke DPR

Majelis PPP Desak Muktamar Dipercepat Imbas Gagal ke DPR

Nasional
Pertama dalam Sejarah, Pesawat Tempur F-22 Raptor Akan Mendarat di Indonesia

Pertama dalam Sejarah, Pesawat Tempur F-22 Raptor Akan Mendarat di Indonesia

Nasional
Di Momen Idul Adha 1445 H, Pertamina Salurkan 4.493 Hewan Kurban di Seluruh Indonesia

Di Momen Idul Adha 1445 H, Pertamina Salurkan 4.493 Hewan Kurban di Seluruh Indonesia

Nasional
KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

Nasional
Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Nasional
Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Nasional
Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi 'Online', tapi...

Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi "Online", tapi...

Nasional
Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Nasional
Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com