Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Lepas 265 Perawat ke Jepang

Kompas.com - 15/06/2016, 10:17 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tenaga Kerja Indonesia yang mengisi sektor lapangan kerja di Jepang terus bertambah. Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) kembali melepas keberangkatan 265 TKI yang akan bekerja sebagai perawat di Jepang, Selasa (14/6/2016).

Dari jumlah itu, 33 orang akan bekerja khusus sebagai perawat dan sisanya sebagai careworker atau perawat lanjut usia.

Sebelum resmi bekerja di sejumlah rumah sakit, mereka akan dilatih penguasaan bahasa Jepang secara intensif selama 6 bulan di Negeri Sakura.

Kepala BNP2TKI Nusron Wahid mengatakan, keberangkatan para TKI tersebut sejalan dengan perjanjian kemitraan ekonomi Jepang-Indonesia yang telah diberlakukan sejak Juli 2008. Total telah 1513 perawat dan caregiver diberangkatkan ke Jepang sejak 2008.

"Kami berharap Jepang dan Indonesia bisa terus meningkatkan kerja sama semacam ini. Tidak hanya perawat dan caregiver saja, ke depan Indonesia juga bisa berpartisipasi dalam penempatan housing services yang baru dimulai di Jepang," kata Nusron dalam keterangan tertulisnya, Selasa (14/6/2016).

Nusron menjelaskan, prosedur seleksi dan pemberangkatan TKI ke Jepang terus mengalami perubahan dan perbaikan dari tahun ke tahun.

Sejak 2013, para TKI diberikan pelatihan bahasa Jepang dan dilatih di sejumlah rumah sakit di Indonesia sebelum diberangkatkan.

"Di Jepang, mereka juga akan dilatih selama 6 bulan lagi untuk meningkatkan kemampuan bahasa mereka dan mulai Desember tahun ini akan bekerja magang di institusi penerima dengan target lulus ujian nasional perawat dan ujian nasional caregiver," ujar Nusron.

Politisi Partai Golkar ini menyayangkan adanya 17 TKI yang tidak bisa diberangkatkan tahun ini karena pengalaman kerja yang tidak sesuai dengan persyaratan. Untuk menjadi perawat dan caregiver di Jepang minimal dibutuhkan dua tahun pengalaman bekerja.

"Terkait ini, kami minta dukungan dari Kedubes Jepang agar para TKI ini bisa diberangkatkan," ujarnya.

Nusron juga memberikan sejumlah usul agar rekrutmen dan pengiriman TKI ke Jepang bisa lebih mudah. Pertama, persyaratan pengalaman kerja dua tahun diubah menjadi satu tahun.

Kedua, kuota TKI dari Indonesia ditingkatkan. Terakhir, ujian nasional bagi TKI dilakukan secara online.

"Dengan begitu, pasti akan semakin banyak tenaga kerja Indonesia yang tertarik untuk bekerja di Jepang. Apalagi ini juga sesuai dengan testimoni institusi penerima yang merasa senang dengan tenaga kerja dari Indonesia," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Eks Pejabat Kemenkes Sebut Harga APD Covid-19 Ditentukan BNPB

Eks Pejabat Kemenkes Sebut Harga APD Covid-19 Ditentukan BNPB

Nasional
Transaksi Judi 'Online' Meningkat, Kuartal I 2024 Tembus Rp 101 Triliun

Transaksi Judi "Online" Meningkat, Kuartal I 2024 Tembus Rp 101 Triliun

Nasional
Hari Ini, Gaspol Ft Sudirman Said: Pisah Jalan, Siap Jadi Penantang Anies

Hari Ini, Gaspol Ft Sudirman Said: Pisah Jalan, Siap Jadi Penantang Anies

Nasional
Habiburokhman: Judi 'Online' Meresahkan, Hampir Tiap Institusi Negara Jadi Pemainnya

Habiburokhman: Judi "Online" Meresahkan, Hampir Tiap Institusi Negara Jadi Pemainnya

Nasional
Baru 5 dari 282 Layanan Publik Pulih Usai PDN Diretas

Baru 5 dari 282 Layanan Publik Pulih Usai PDN Diretas

Nasional
Penerbangan Garuda Indonesia Tertunda 12 Jam, Jemaah Haji Kecewa

Penerbangan Garuda Indonesia Tertunda 12 Jam, Jemaah Haji Kecewa

Nasional
Perdalam Pengoperasian Jet Tempur Rafale, KSAU Kunjungi Pabrik Dassault Aviation

Perdalam Pengoperasian Jet Tempur Rafale, KSAU Kunjungi Pabrik Dassault Aviation

Nasional
Cek Harga di Pasar Pata Kalteng, Jokowi: Harga Sama, Malah di Sini Lebih Murah

Cek Harga di Pasar Pata Kalteng, Jokowi: Harga Sama, Malah di Sini Lebih Murah

Nasional
Kasus Korupsi Pengadaan Lahan JTTS, KPK Sita 54 Bidang Tanah dan Periksa Sejumlah Saksi

Kasus Korupsi Pengadaan Lahan JTTS, KPK Sita 54 Bidang Tanah dan Periksa Sejumlah Saksi

Nasional
Jokowi Klaim Program Bantuan Pompa Sudah Mampu Menambah Hasil Panen Padi

Jokowi Klaim Program Bantuan Pompa Sudah Mampu Menambah Hasil Panen Padi

Nasional
Soal Izin Usaha Tambang Ormas Keagamaan, Pimpinan Komisi VII Ingatkan Prinsip Kehati-hatian dan Kepatutan

Soal Izin Usaha Tambang Ormas Keagamaan, Pimpinan Komisi VII Ingatkan Prinsip Kehati-hatian dan Kepatutan

Nasional
Jokowi Pastikan Beras Bansos Berkualitas Premium, Tak Berwarna Kuning dan Hitam

Jokowi Pastikan Beras Bansos Berkualitas Premium, Tak Berwarna Kuning dan Hitam

Nasional
Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Nasional
Terima Kunjungan Delegasi Jepang, Kepala BNPT Perkenalkan Program Deradikalisasi

Terima Kunjungan Delegasi Jepang, Kepala BNPT Perkenalkan Program Deradikalisasi

Nasional
Mutasi Polri, Brigjen Suyudi Ario Seto Jadi Kapolda Banten, Brigjen Whisnu Hermawan Jadi Kapolda Sumut

Mutasi Polri, Brigjen Suyudi Ario Seto Jadi Kapolda Banten, Brigjen Whisnu Hermawan Jadi Kapolda Sumut

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com