Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Audiens Media, Cerdaslah saat Membaca Berita

Kompas.com - 18/05/2016, 12:43 WIB
Heru Margianto

Penulis

Audiens seyogianya cerdas saat membaca berita di media. Cerdas artinya tidak mudah begitu saja percaya pada satu sumber media, terlebih pada sumber-sumber di internet yang tidak jelas kredibilitasnya.

Demi mendapat informasi yang obyektif, bacalah beberapa media yang kredibel untuk mendapatkan perspektif yang utuh atas sebuah informasi.

“Kalau kita enggak baca berita, kita uninformed (tidak tahu perkembangan terkini -red). Sementra, kalau baca kita bisa misinformed (salah menangkap informasi -red). Maka, sebagai pembaca kita harus cerdas untuk tidak salah memahami informasi," kata Group Head Corporate Communications Indosat Deva Rachman dalam seminar bertajuk "Inovasi dan Independensi Media di Era Digital di Indonesia" yang diselenggarakan Tempo di Hotel Luwansa, Jakarta, Rabu (18/5/2016).

Selain Deva, pembicara lain adalah Ketua Dewan Pers Yosef Adi Prasetyo dan CEO Tempo Media Bambang Harymurti.

Menurut Deva, tidak semua media di Indonesia independen. Ada sejumlah media, bahkan media-media besar, yang terikat dengan kepentingan-kepentingan politik pemiliknya.

"Media dan wartawan itu profesi luhur. Mereka punya tanggungjawab moral tidak hanya pada dirinya, tapi juga pada publik. Media berperan membentuk karakter publik. Oleh karena itu, media seharusnya bisa independen," kata dia.

Bambang Harymurti menyampaikan, independensi media sudah diatur dalam Undang-undang Pers. Perlindungan atas independensi ruang redaksi yang diatur dalam undang-undang juga termasuk perlindungan terhadap tekanan dari pemilik media.

Jika pemilik media mengintervensi pemberitaan, ia bisa disebut menghalang-halangi kerja jurnalistik. Ancaman hukumannya dua tahun penjara.

"Jadi, kalau ada wartawan mengeluh karena merasa ditekan oleh bosnya dalam pemberitaan, yang salah bukan bosnya, tapi wartawannya karena enggak punya nyali untuk melaporkan bosnya ke polisi," ujar Bambang.

Sementara, Yosef Adi Prasetyo mengemukakan, kode etik jurnalistik juga menegaskan soal perlunya independensi media.

Di era digital saat ini ketika informasi mengalir begitu deras, publik gagap untuk memahami mana berita yang benar dan tidak benar. Semua orang sekarang bisa memproduksi informasi dan menyebarkannya di media sosial.

Dalam situasi seperti inilah, kata Yosef, media dan wartawannya perlu hadir mewartakan obyektivitas kebenaran dengan kaidah-kaidah jurnalistik yang baik. Obyektivitas itu akan sulit disampaikan dalam pemberitaan jika independensi hilang dari ruang redaksi.

"Wartawan dan media yang tidak independen akan dihukum publik. Media yang gagal mendapat kepercayaan publik akan ditinggalkan," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Soal 'Presidential Club', Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Soal "Presidential Club", Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com