Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICW Ungkap Dua Dana di Sektor Pendidikan yang Rawan Dikorupsi

Kompas.com - 18/05/2016, 06:06 WIB
Ayu Rachmaningtyas

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dana Alokasi Khusus (DAK) dan dana Non Pengadaan Barang dan Jasa (Non PBJ) merupakan objek dana yang paling rentan dikorupsi di sektor pendidikan.

Hal ini disampaikan peneliti Divisi Investigasi Indonesia Corruption Watch (ICW) Wana Alamsyah, di Jakarta, Selasa (17/5/2016).

Menurut Wana, DAK merupakan objek dana yang paling banyak dan rentan dikorupsi. ICW mencatat ada 85 kasus dengan kerugian negara sebesar Rp 377 miliar terkait DAK.

"Rentannya dikorupsi karena DAK dari penyusunan kebijakan sampai pada implementasinya masih rawan diselewengkan," kata Wana.

Dari banyak kasus, daerah berusaha mendapatkan DAK lebih besar, sehingga penjabat daerah menyewa calo untuk menyuap pejabat pemerintah pusat.

Selain itu, menurut Wana, pengelolaan DAK di daerah juga berpotensi diselewengkan, terutama pada penentuan sekolah penerima DAK.

"Potensi penyelewengannya semakin tinggi karena pengawasan dan pengelolaan DAK di daerah sangat lemah," ujar Wana.

Sedangkan, terkait dana Non PBJ, lanjut wana, sebanyak 247 kasus menimbulkan kerugian negara sebesar Rp 466 miliar. Menurut dia, anggaran Non PBJ lebih besar dibandingkan PBJ.

Maka sering kali modus penggelapan adalah modus yang paling sering digunakan untuk pengadaan fiktif atau kegiatan operasional fiktif dalam anggaran non PBJ.

Tidak kalah pentingnya, modus mark up juga menjadi modus korupsi paling tinggi kedua. Modus ini paling banyak digunakan dalam proses pengadaan.

"Modus penggelapan menyumbang 132 kasus. Korupsi dan menimbulkan kerugian negara Rp 518 miliar. Sedangkan modus mark up menyumbang 110 korupsi dengan nilai kerugian negara Rp 448 miliar," kata Wana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com