Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panglima TNI Sebut Pembebasan 10 WNI Hasil Operasi Intelijen

Kompas.com - 01/05/2016, 21:17 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan, keberhasilan pembebasan 10 warga negara Indonesia dari penyanderaan kelompok Abu Sayyaf, tidak lepas dari operasi intelijen.

"Operasi total, baik formal maupun informal, di dalamnya ada TNI. Maka, TNI melakukan operasi-operasi juga koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri, yaitu operasi intelijen," ujar Gatot di Istana Bogor, Minggu (1/5/2016).

Gatot berharap metode yang sama dapat membebaskan empat warga negara Indonesia yang masih disandera kelompok bersenjata.

"Saya mohon doa agar yang empat (WNI) bisa kita bebaskan dengan selamat. Kembali lagi, melakukan diplomasi total," ujar Gatot.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menambahkan, keberhasilan membebaskan 10 WNI itu merupakan hasil dari diplomasi total, baik antarpemerintah, maupun diplomasi jaringan informal yang tidak bisa diungkapkan ke publik.

"Dari awal kami sampaikan semua komunikasi dan semua jaringan kami buka. Semua opsi juga kami buka, dengan satu tujuan, yaitu mengutamakan keselamatan 10 WNI dan syukur alhamdulilah, upaya ini berhasil," ujar Retno.

Presiden Joko Widodo sebelumnya menyampaikan ucapan terima kasih yang besar ke dua pihak atas keberhasilan pembebasan 10 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf.

(baca: Jokowi: Puji Syukur, Akhirnya 10 ABK WNI Dibebaskan)

Pertama, tanpa menyebut detail siapa yang dia maksud, Presiden mengucapkan terima kasih yang besar bagi anak bangsa yang turut membantu pembebasan sandera itu.

"Saya ingin menympaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak seluruh anak bangsa yang turut membantu proses pembebasan ini, baik yang formal maupun informal," ujar Presiden.

Kedua, atas nama negara, Presiden juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada pemerintah Filipina.

(baca: 10 WNI Korban Sandera Abu Sayyaf Bebas, Presiden Ucapkan Terima kasih kepada Dua Pihak Ini)

"Ucapan terimakasih juga saya tujukan kepada pemerintah Filipina. Tanpa kerja sama yang baik, upaya pembebasan sandera tersebut tidak mungkin membuahkan hasil yang baik," ujar Jokowi.

Kerja sama yang baik itu, lanjut dia, harus diteruskan. Sebab, masih ada empat warga negara Indonesia yang masih disandera oleh kelompok bersenjata di Filipina.

Berikut nama-nama 10 WNI tersebut:

1. Peter Tonsen Barahama asal Kelurahan Bukit Tempayan, Kecamatan Batu Aji, Batam
2. Julian Philip, warga Kelurahan Sasaran, Kecamatan Tondang Utara, Kabupaten Minahasa
3. Alvian Elvis Peti dari Kelurahan Kebon Bawang, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara
4. Mahmud, warga Kelurahan Telaga Biru, Banjarmasin, Kalimantan Selatan
5. Surian Syah asal Kelurahan Watubangga, Kecamatan Baruga, Kabupaten Kendari, Sulawesi Tenggara
6. Surianto, warga Gilireng, Wajo, Sulawesi Selatan
7. Wawan Saputra, warga Kelurahan Puncak Indah, Kecamatan Malili, Kota Palopo
8. Bayu Oktavianto, warga Kelurahan Miliran Mendak, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah
9. Rinaldi, warga Makassar, Sulawesi Selatan
10. Wendi Raknadian asal Kelurahan Pasar Ambacang, Padang, Sumatera Barat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com