JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Kepolisian Daerah Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw membantah pernyataan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang menyatakan aksi bentrok di Distrik Gika dan Panaga, Kabupaten Tolikara, sejak 9 April 2016, telah menewaskan satu orang dan menyebabkan 32 warga terluka.
Menurut Paulus, dia sudah melakukan upaya klarifikasi dengan Kapolres Tolikara Musa Korwa dan di wilayah tersebut tidak terjadi konflik sebagaimana telah diberitakan.
"Kami sudah melakukan upaya klarifikasi dengan Kapolres Tolikara AKBP Musa Korwa bahwa hasil pengecekan yang bersangkutan di wilayah itu tidak ada apa-apa," ujar Paulus usai menghadiri rapat kerja di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (25/4/2016).
(Baca: Polisi Tindak Lanjuti Penyebaran Kabar "Hoax" Terkait Bentrok di Tolikara)
Lebih lanjut, Paulus menjelaskan bahwa memang terdapat kasus meninggalnya sesorang warga pada 16 April 2016 dan hampir berakibat terjadinya salah paham.
Namun, peristiwa tersebut tidak sampai menimbulkan bentrokan karena Kapolres langsung datang ke tempat dan berhasil mengendalikan suasana di Tolikara.
"Sampai tadi pagi, kami coba klarifikasi dengan kapolres dan pihak Sekda Kabupaten, memang tidak ada kejadian. Terkait kasus kematian pada tanggal 16 kami belum tahu motifnya. Kapolres sudah melakukan upaya cepat sehingga persoalan tidak berkembang," kata Paulus.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, aksi bentrok di Distrik Gika dan Panaga, Kabupaten Tolikara, sejak 9 April 2016 hingga kini telah menewaskan satu orang dan menyebabkan 32 warga terluka.
(Baca: BNPB Bingung Sikapi Laporan BPBD soal Konflik di Tolikara)
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, penyebab konflik sosial ini adalah persoalan pembagian bantuan dana Respek yang dinilai tidak adil antardistrik pada tanggal 9 April lalu.
Menurut Sutopo, tercatat satu orang meninggal dunia, atas nama David Manipo (24). Selain itu, 17 orang luka berat dan 15 orang luka ringan. Adapun kerugian materi berupa 95 rumah terbakar.
"Selain itu juga kerusakan pertanian, penjarahan ternak, dan kehilangan harta benda, yang mana kerugian keseluruhan masih dalam perhitungan BPBD," ujar Sutopo.
Namun, setelah pihak kepolisian membantah, BNPB kemudian memberikan klarifikasi dan menyatakan sedag menelusuri soal ketidakakuratan informasi yang diberikan Kepala BPBD Tolikara Feri Koyoga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.