Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fadli Zon Ingatkan Pentingnya Globalisasi yang Adil

Kompas.com - 22/04/2016, 14:07 WIB
Dani Prabowo

Penulis

ULAN BATOR, KOMPAS.com — Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zon mengatakan, globalisasi yang terjadi saat ini belum mampu menyelesaikan persoalan kesenjangan sosial dan ekonomi yang ada.

Hal itu terutama kesenjangan yang terjadi antara negara maju dan negara berkembang. Fadli lantas memberikan contoh globalisasi dalam perdagangan internasional.

Meski secara teoretis globalisasi diharapkan dapat memberikan kesempatan yang sama bagi semua negara dan elemen masyarakat, tetapi dalam kenyataannya tidak demikian.

"Banyak negara dan kelompok masyarakat yang masih belum dapat bersaing dalam iklim kompetisi yang demikian besar," kata Fadli saat menjadi keynote speaker pada diskusi panel dengan tema "Connectivity and Effective Multilateralism" pada Asia-Europe Parliamentary Partnership (ASEP) ke-9 di Ulan Bator, Mongolia, Jumat (22/4/2016).

"Ketika kebijakan perdagangan internasional tidak memberikan manfaat positif bagi negara berkembang, diperlukan perubahan secara menyeluruh," lanjut dia.

la menambahkan, di sejumlah negara berkembang yang terkena dampak globalisasi, yaitu perdagangan internasional, akhirnya muncul gerakan fair trade.

Secara umum, gerakan itu mengacu pada kemitraan yang setara antara produsen dan pedagang untuk membuka kesempatan yang sama bagi semua pihak.

Di samping itu, fair trade juga diharapkan mampu menjamin keterbukaan informasi terhadap publik dan menciptakan lapangan perdagangan yang adil dan berkelanjutan.

"Salah satu praktik fair trade yang mulai dipromosikan adalah perdagangan biji kopi. Namun, perlu diperhatikan pula bahwa praktik sertifikasi fair trade belum dapat menjamin terselenggaranya praktik perdagangan yang adil," kata dia.

Perubahan menyeluruh

Fadli menekankan perlu adanya perubahan menyeluruh untuk menghadapi tantangan globalisasi, terutama untuk menciptakan globalisasi yang adil dan berimbang.

Guna menunjang hal tersebut, maka prinsip dasar globalisasi, seperti kemakmuran, interkoneksi, dan manfaat bersama, harus dikedepankan.

"Dalam menjawab tantangan ini, konektivitas antarwilayah dan kerja sama multilateral dapat diupayakan," ujar Fadli.

Konektivitas, menurut Fadli, tak hanya sebatas pada pembangunan infrastruktur fisik, tetapi juga mempererat hubungan masyarakat. Di samping itu, peningkatan hubungan kerja sama multilateral harus efektif.

"Bukan hanya mengacu pada terciptanya kawasan yang tertib, adil, dan sejahtera, tetapi dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat," ucap Fadli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com