Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KF-X/IF-X dan Mimpi Jet Tempur Indonesia

Kompas.com - 14/04/2016, 15:59 WIB

Kecil kemungkinan Indonesia bakal terlibat perang fisik dengan negara lain. Namun, sebagai negara berdaulat, negara lain tak boleh semaunya melintasi wilayah Indonesia tanpa otorisasi dari Pemerintah Indonesia.

Kenyataannya, beberapa kali wilayah Indonesia dilanggar kedaulatannya oleh negara lain.

Kapal pencuri ikan, penjaga pantai, ataupun pesawat terbang dari negara lain berkali-kali memasuki wilayah Indonesia tanpa izin.

Komando Pertahanan Udara Nasional mencatat, sepanjang 2014 terdapat 50 pelanggaran wilayah, tahun berikutnya 182 kali.

Kasus paling hangat adalah kapal pencuri ikan yang dijaga kapal penjaga pantai Tiongkok beroperasi di sekitar Natuna.

Kenyataan ini membuat harapan agar Indonesia memiliki pesawat tempur dan kapal perang andal untuk mencegah pelanggaran kedaulatan tersebut tak mungkin dihilangkan.

Pemerintah Indonesia pun tak menyia-nyiakan tawaran Korea Selatan untuk menanam modal plus ikut serta dalam riset dan pembangunan pesawat tempur generasi 4,5.

Kerja sama dimulai dengan penandatanganan kesepakatan yang tidak mengikat tentang pengembangan proyek jet tempur Korea Fighter Experimental (KF-X) oleh Pemerintah Indonesia dan Republik Korea, 9 Maret 2009.

Total pembiayaan proyek sampai 2026 ini direncanakan sekitar 8 miliar dollar Amerika Serikat dan dibagi antara Korsel (80 persen) dan Indonesia (20 persen).

"Meskipun penyertaan modal Indonesia hanya 20 persen, kita bisa mengakses data 100 persen," kata Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan Timbul Siahaan.

Indonesia juga terlibat dalam semua tahapan, baik perancangan maupun produksi, yakni fase pengembangan teknologi, fase rekayasa dan pengembangan produksi, serta fase produksi dan fase pemasaran bersama.

Tahapan pertama, fase pengembangan teknologi, berlangsung 18 bulan sejak Agustus 2011. Pada tahapan ini dibangun spesifikasi dan kebutuhan sistem, desain konfigurasi KF-X, dan identifikasi teknologi inti pengembangan pesawat tempur.

Sebanyak 37 ahli teknik Indonesia dari Kemhan, Institut Teknologi Bandung, TNI AU, dan PT Dirgantara Indonesia (DI) dikirimkan. Indonesia menanggung biaya 10 juta dollar AS sebagai bagian 20 persen penyertaan modalnya.

Tahap rekayasa dan pengembangan produksi sempat tertunda karena Korsel belum menyediakan anggaran. Baru akhir 2014 Pemerintah Korsel mengumumkan dokumen tender dan komitmen pendanaannya.

Kontrak antara Kementerian Pertahanan Korsel dan Korea Aerospace Industries (KAI), kontrak penyertaan modal antara Kementerian Pertahanan RI dan KAI, serta kontrak kerja antara PT DI dan KAI ditandatangani 28 Desember 2015.

Produksi KAI tidak asing untuk Indonesia. Indonesia adalah konsumen asing pertama untuk pesawat latih KT-1 dan pesawat tempur T-50 Golden Eagle.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com