Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Segera, Maluku Menjadi Laboratorium Kerukunan Agama

Kompas.com - 11/04/2016, 19:25 WIB
Anne Anggraeni Fathana

Penulis


AMBON,
KOMPAS.com -Maluku akan segera menjadi laboratorium kerukunan beragama di Indonesia. Realisasi rencana ini dilakukan dengan membangunan perkampungan multi-etnis dan multi-religius pada 2018.

“Kami memiliki sekitar 117 dialek bahasa, 100 suku, dan (kami) hidup dalam masyarakat yang multi-agama dan relijius. Dengan modal (beragamnya) kebudayaan, kami bertekad mengembangkan Maluku sebagai laboratorium kerukunan beragama di Indonesia,” ungkap Gubernur Maluku Said Assegaf, di Kota Ambon, Maluku, Senin (11/4/2016).

Berbicara dalam Konferensi Nasional Ikatan Pendidikan Pekerjaan/Kesejahteraan Sosial Indonesia, Said berpendapat, konflik kekerasan di Indonesia maupun dunia pada umumnya terjadi karena tidak ada keserasian sosial.

Menurut Said, keserasian sosial berarti menghidupkan kerukunan antar-warga agar tidak terjadi ketimpangan sosial yang menimbulkan berbagai konflik, baik horisontal maupun vertikal.

Said pun mengungkapkan, kehidupan multikultural dan multi-agama di Maluku dibangun dengan prinsip saling memahami, saling mempercayai, saling menghormati, saling menyayangi, saling memberi kebanggan, dan saling menghidupi.

Prinsip tersebut merujuk pada ungkapan setempat ale rasa beta rasa, potong di kuku rasa di daging, sagu sipotong jadi dua. Kearifan lokal tersebut menggambarkan prinsip saling berbagi, saling berempati.

“Sejauh ini, kami telah membangun Islamic Center, Kristen Center, Katholik Center, selanjutnya akan diselesaikan juga Buddha dan Hindu center. Kami harap kalau masyarakat Indonesia dan dunia berniat belajar kerukunan sejati dan aktif dapat belajar ke Maluku,” imbuh Said.

Dari kearifan lokal

Rencana yang diungkapkan Gubernur Maluku tersebut sejalan dengan tema konferensi, yaitu membangun keserasian sosial dari bawah. Konsep ini juga mendukung deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September 2015, yang menyatakan setiap negara anggota PBB harus mendorong terjadinya kehidupan yang damai secara inklusif.

"Cara memperkokoh keserasian melalui ruang dialog warga. Sering kali warga punya kearifan lokal tetapi dibatasi oleh close management dari birokrasi kita," ujar Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, pada kesempatan yang sama.

Presiden, lanjut Khofifah, telah mencontohkan upaya mendorong kehidupan damai secara inklusif itu dengan lebih banyak mendengar ketika bertemu warga. Kalau sudah dicontohkan seperti itu, kata dia, sekarang waktunya bagi kepala desa, camat, dan semua perangkat pemerintahan mulai mendengar pendapat warganya.

"Ketika yang di atas mendengarkan, yang di bawah pun akan dapat menerima arahan atasan, sehingga akhirnya tercipta komunikasi dua arah," kata Khofifah. Menteri Sosial ada di Ambon dalam rangka kunjungan kerja terkait pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH).

PKH merupakan salah satu program komprehensif pengentasan kemiskinan, tersambung pula dengan program Kartu Keluarga Sehat dan Kartu Indonesia Pintar. Pada 2016, direncanakan bakal ada 6 juta penerima bantuan PKH, dari 3,5 juta sampai akhir 2015.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

BrandzView
Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Nasional
KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

Nasional
Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Nasional
Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Nasional
Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Nasional
Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Nasional
Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Nasional
Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Nasional
JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com