Baduy merupakan salah satu komunitas masyarakat sub-etnis Sunda yang memperoleh perhatian dikarenakan adanya keunikan pola isolasi dan ketaatan atas adat-istiadat dalam kehidupannya, khususnya suku Baduy Dalam.
Derasnya arus modernisasi dan perkembangan teknologi informasi yang mulai mempengaruhi kehidupan Baduy khususnya Baduy Luar, menjadi tantangan sekaligus fenomena yang menarik untuk dicermati.
Apa yang terjadi di Baduy bisa mewakili refleksi potret bangsa Indonesia yang harus ikut terseret dalam arus zaman yang semakin cepat bergerak, melahirkan peluang maupun problematika yang tidak sekedar menjadi wacana namun juga motivasi untuk mengambil tindakan maupun gerakan agar tetap memiliki eksistensi diri.
Kompas.com melalui “Gerakan Rayakan Perbedaan”-nya kali ini bermaksud melakukan gerakan terintegrasi yang dapat menjadi wadah edukasi, eksplorasi, dan apresiasi kultural yang konstruktif untuk dapat mendukung tersampaikannya informasi dan pengetahuan yang berharga ini kepada masyarakat umum, khususnya generasi muda.
Bekerjasama dengan Bentara Budaya Jakarta, “Gerakan Rayakan Perbedaan Baduy Kembali” dilahirkan. Gerakan ini direpresentasikan melalui berbagai kegiatan yaitu: pameran seni budaya Baduy, konser musik “Membaca Baduy”, kolaborasi musisi modern dengan musisi Baduy, diskusi dengan sosiolog, antropolog, dan narasumber dari Baduy sendiri tentang Baduy lalu dan kini, dilengkapi pula dengan pagelaran busana yang menghadirkan kain-kain tenun Baduy.
Kegiatan-kegiatan tersebut akan diselenggarakan pada tanggal 6-10 April 2016 bertempat di Bentara Budaya Jakarta.
“Lewat acara ini kita akan dapat merasakan, menyentuh, mendengar suara hati Baduy. Kita diajak mengenal, mengalami Baduy dengan segala romantika dan problematika saudara-saudara kita itu. Diharapkan lewat acara ini kita akan semakin mencintai Baduy yang menjadikan Indonesia penuh warna dalam keberagamnnya,” ujar Frans Sartono selaku GM Bentara Budaya.
Tidak lengkap gerakan ini diinisiasi tanpa adanya sentuhan digital yang mampu mengamplifikasi, yaitu kolaborasi bersama Kompasiana.com melalui kompetisi blog tentang budaya Baduy, serta penyajian konten informatif dan inspiratif melalui platform HTML 5 hasil kolaborasi Harian Kompas, Kompas.com, dan Kompas TV melalui Visual Interaktif Kompas (VIK).
Andy Budiman selaku Director Group of Digital Kompas Gramedia menambahkan, “Potret fenomena Baduy tersebut menjadi cermin bagi masyarakat dan juga dunia media yang meski sudah wajib mengikuti perkembangan teknologi namun tidak semata-mata hanya mengejar kecepatan, namun tetap berpegang pada akar jurnalistik yang dapat dipertanggung jawabkan dan terpercaya.”
Sebelum mengikuti rangkaian acara di atas, simak “Baduy Kembali” dalam format multimedia di http://vik.kompas.com/baduykembali
(marcomm)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.