Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hubungan Diplomatik dengan Israel Dinilai Akan Langgar Konstitusi RI

Kompas.com - 31/03/2016, 10:10 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat sekaligus guru besar hukum internasional, Hikmahanto Juwana, berpendapat sebaiknya Pemerintah Indonesia tidak menggubris wacana pembentukan hubungan diplomatik dengan Israel.

Wacana ini dikemukakan Perdana Menteri Benyamin Netanyahu, Senin (28/3/2016) silam.

Menurut Hikmahanto, ini disebabkan tindakan Israel yang hingga saat ini dinilai menjajah Palestina. Penjajahan itu bertentangan dengan konstitusi negara Indonesia.

"Jelas tercantum dalam konstitusi mengenai komitmen Indonesia untuk menghapus segala bentuk penjajahan di atas muka bumi," ujar Hikmahanto saat dihubungi Kompas.com, Rabu (30/3/2016) malam.

Lebih lanjut ia menjelaskan, sikap Pemerintah Indonesia sampai saat ini tetap menolak penjajahan Israel terhadap Palestina. Indonesia masih sangat mendukung kemerdekaan untuk Palestina.

Hikmahanto memahami bahwa kedua negara mempunyai relasi dagang. Namun, ia belum melihat adanya suatu kebutuhan bagi Indonesia untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.

Apabila hubungan diplomatik tersebut dilakukan, artinya Indonesia telah melanggar konstitusi dengan mengakui kedaulatan negara Israel.

Karena dengan menjalin hubungan diplomatik, kata Hikmahanto, maka Pemerintah Indonesia akan menaruh perwakilannya di negara Israel sebagai simbol pengakuan berdirinya negara Israel.

Sedangkan sejak negara Israel berdiri, Indonesia tidak pernah mengakui kedaulatan negara Israel.

"Sampai saat ini saya belum belum melihat ada kebutuhan bagi pemerintah untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Israel," ucapnya.

Kompas TV Mengapa KTT OKI Bahas Palestina?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com