Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wartawan Ini Menangis Kenang Kisah bersama Megawati

Kompas.com - 24/03/2016, 07:59 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tomohiko Otsuka menangis saat peluncuran buku Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri yang berjudul Catatan Wartawan: Menangis dan Tertawa Bersama Rakyat di Gedung Arsip Nasional, Jakarta, Rabu (23/3/2016) malam.

Otsuka merupakan salah seorang koresponden sebuah surat kabar asal Jepang yang pernah meliput kegiatan Ketua Umum PDI Perjuangan itu di masa Orde Baru.

Otsuka tiba di Tanah Air pada 1994. Tak ada persoalan berarti selama ia menjalankan tugas korespondensinya. Hingga pada akhirnya tahun 1997 terjadi sebuah aksi demonstrasi besar di kawasan Gambir, Jakarta Pusat.

Layaknya wartawan lokal maupun koresponden asing pada umumnya, Otsuka ditugaskan untuk meliput aksi demonstrasi tersebut oleh kantornya. Ia pun bergegas ke lokasi demonstrasi.

"Saya diminta ke sana untuk ambil foto. Saya tidak tahu berdiri dimana, harus ikut siapa. Tapi, tiba-tiba polisi (yang) lihat saya, pukul saya," kenang Otsuka.

Momen pemukulan tersebut rupanya terekam kamera salah seorang koresponden asing dari CNN.

"Seluruh dunia tahu bahwa saya korban. Dan, next day saya dikenal sebagai korban," selorohnya.

Rupanya, peristiwa yang tersiar itu dilihat oleh Megawati. Megawati lantas memberikan kesempatan kepada Otsuka untuk wawancara khusus. Sebab, pada saat itu dirinya memang diminta oleh kantornya untuk mencari kesempatan mewawancarai Megawati secara khusus.

Hampir setiap hari Otsuka bertemu dengan Mega. Rupanya, kedekatan dirinya dengan Mega dipantau secara intensif oleh petugas intelijen.

"Hari-hari bersama Ibu, orang intel kirim saya ancaman," kenang dia.

Tak hanya dirinya, Mega pun mendapat ancaman serupa. Sebagai orang asing yang tinggal di negeri orang, mendapat ancaman seperti itu tentu mudah bagi Otsuka untuk meniggalkan Indonesia demi alasan keamanan.

"Saya bisa saja kembali ke Jepang. Tapi bagaimana dengan Ibu? Saya sedih Ibu dapat ancaman," tuturnya sembari tersedu-sedu.

Kedekatan Otsuka juga diakui oleh Megawati yang turut hadir dalam kegiatan peluncuran buku itu.

"Otsuka ini aneh. Begitu kenal maunya ikut terus," kata Mega.

Otsuka yang saat itu baru tiga tahun tinggal di Indonesia rupanya kerap membuat Mega tertawa. Terutama, ketika dia sedang mewawancarainya.

Sebab, meski menggunakan Bahasa Indonesia dalam setiap wawancaranya, namun aksen Jepang yang dimiliki Otsuka masih sangat kental. Penggunaan aksen itu lah yang kerap kali kurang dimengerti oleh anak buah Mega.

"Maaf ya, bukan maksud menghina. Kadang tidak bisa dibedakan antara L, dan ell. Kalau ngomong selalu terbalik-balik," kata dia.

"Saya selalu bilang ke dia, Otsuka kalau ikut saya Bahasa Indonesianya harus betul. Nanti anak buah saya pada enggak ngerti," seloroh putri proklamator, Bung Karno itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Nasdem: Anies 'Top Priority' Jadi Cagub DKI

Nasdem: Anies "Top Priority" Jadi Cagub DKI

Nasional
Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com