Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerindra, Nasdem, dan Hanura Jadi Fraksi yang Anggotanya Paling Sedikit Lapor LHKPN

Kompas.com - 23/03/2016, 15:58 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dari total 10 fraksi yang ada di Dewan Perwakilan Rakyat periode 2014-2019, tak ada satu pun yang semua anggotanya telah melaporkan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN).

Berdasarkan data KPK hingga November 2015, terdapat tiga fraksi yang paling sedikit melaporkan LHKPN-nya, yaitu Partai Gerindra (yang melaporkan baru 47,9 persen), Partai Nasdem (50 persen), dan Partai Hanura (50 persen).

"Sungguh sangat mengejutkan ternyata tidak ada satu pun parpol yang anggotanya di DPR seluruhnya sudah menyerahkan LHKPN," ujar peneliti ICW, Almas Sjafrina, di Kantor ICW, Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (23/3/2016).

Almas menambahkan, Partai Kebangkitan Bangsa menjadi partai yang anggotanya di DPR paling banyak melaporkan LHKPN, yaitu sebanyak 80,9 persen.

Di posisi berikutnya secara berturut-turut adalah Partai Demokrat (73,8 persen), Partai Amanat Nasional (68,8 persen), Partai Persatuan Pembangunan (64,1 persen), dan Partai Golkar (60,4 persen).

Berikutnya adalah Partai Keadilan Sejahtera (52,5 persen) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (53,2 persen).

Dari jumlah tersebut, rupanya tak semua anggota Dewan menyerahkan laporan LHKPN dengan baik dan benar.

Sebut saja PKB, yang memiliki jumlah kader di DPR terbanyak yang sudah melaporkan LHKPN, hanya 34 persen yang laporannya lengkap.

PKS, meski jumlah kadernya di DPR sudah 52,5 persen yang melaporkan LHKPN, tetapi hanya 10 persennya yang telah melaporkan secara lengkap.

"Kalau kursi PKS di DPR ada 38, berarti hanya 4 persen anggota DPR dari PKS yang melapor secara lengkap," kata Almas. 

Almas menilai ketidakpatuhan kader parpol di DPR untuk melaporkan LHKPN tak lepas dari longgarnya pengawasan parpol terhadap para kader tersebut.

Parpol, lanjut Almas, seharusnya tak lepas mengawasi kadernya di DPR dan mengingatkan setiap individu yang tidak patuh.

LHKPN dinilai sebagai hal yang paling mendasar bagi anggota DPR untuk memastikan bahwa mereka patuh terhadap UU dan menjadi penyelenggara negara yang bersih serta transparan.

Tak hanya bagi anggota DPR, penyelenggara negara lainnya juga diminta patuh dalam melaporkan LHKPN dan publik memiliki hak untuk menagih itu.

"Kalau punya niat jadi penyelenggara yang bersih, untuk apa malas melapor?" ujarnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com