Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Demokrat Munculkan Ani karena Krisis Figur Capres

Kompas.com - 16/03/2016, 14:50 WIB

PADANG, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat, Edi Indrizal menilai, Partai Demokrat mempersiapkan Ani Yudhoyono sebagai calon presiden 2019, karena partai tersebut krisis figur.

"Berdasarkan sejumlah survei Demokrat kesulitan menampilkan figur yang kuat untuk menjadi calon presiden. Itulah sebabnya dimunculkan nama Ani Yudhoyono," kata Edi di Padang, Rabu (16/3/2016), seperti dikutip Antara.

Menurut dia, tidak ada yang luar biasa dengan langkah Partai Demokrat ini. Belajar dari pengalaman sebelumnya, politik di Tanah Air ditandai dengan adanya beberapa pihak yang mencoba membangun dinasti.

"Akan tetapi tidak semua politik dinasti tersebut dapat terwujud, apalagi pada tingkat nasional," ujarnya. (baca: Ikrar: Bu Ani Pernah Jadi Apa? Kasihan Bisa Dipermalukan Kalau Jadi Capres)

Edi menilai, faktor ketokohan seorang figur cukup penting dalam pemilu presiden. Namun, masih sulit bagi Ani untuk menyaingi tokoh yang pernah ikut pilpres 2014, seperti Joko Widodo dan Prabowo Subianto.

Apalagi, jika hanya mengandalkan nama Susilo Bambang Yudhoyono, kata dia, jelas tidak memadai.

Pengalaman sebagai pejabat, politisi atau pimpinan pada organisasi sosial tergolong minim untuk jadi modal politik Ani Yudhoyono sebagai calon presiden. (baca: Ruhut Dukung Ani Yudhoyono Dibanding Jokowi dalam Pilpres 2019)

Jika ada yang membandingkan Ani dengan Hilary Clinton, istri dari mantan presiden Amerika Serikat Bill Clinton, yang juga mencalonkan diri sebagai presiden, ia melihat ada perbedaan konteks.

Menurut dia, Hillary tidak sekadar istri Clinton, tapi pernah jadi Menteri Luar Negeri, jabatan yang jauh lebih bergengsi dibandingkan wakil presiden. (Baca: Nurhayati: Ibu Ani Bisa Lebih Hebat dari Hillary Clinton)

Sebagai Menteri Luar Negeri, kata dia, Hillary relatif sukses ditambah latar sebagai politisi, pengacara serta masyarakat Amerika yang telah menganut kesetaraan gender.

Edi menambahkan, memunculkan nama Ani lebih tepat dinilai sebagai langkah sementara yang paling realistis bagi Demokrat sambil terus menjalani dinamika politik.

Wacana Ani sebagai bakal capres Demokrat muncul setelah adanya pengakuan dari Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul. (Baca: Demokrat Mulai Persiapkan Ani Yudhoyono Jadi Capres 2019)

Ruhut mengakui bahwa gambar Ani Yudhoyono Capres Demokrat 2019 yang beredar di media sosial adalah buatan tim DPP Demokrat.

Dalam foto tersebut, Ani menggunakan baju berwarna biru khas Demokrat melambaikan tangan dengan latar belakang bendera Merah Putih. (baca: Pasek: Dulu secara Politis Ibu Ani "The Real President", Nanti Bisa Jadi Presiden)

Foto dilengkapi tulisan "Lanjutkan!" dan juga tagar "#AniYudhoyono2019".

Berbeda dengan Ruhut, Ketua Divisi Komunikasi Publik Demokrat Imelda Sari mengatakan, hingga saat ini tidak ada pembahasan soal calon presiden 2019 di internal partainya. (baca: Demokrat: Belum Ada Pembahasan Capres 2019)

Hingga saat ini, kata dia, pihaknya masih fokus pada konsolidasi di daerah untuk menghadapi Pilkada serentak 2017.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penjelasan Habiburokhman soal Adanya Anggota DPR Main Judi 'Online'

Penjelasan Habiburokhman soal Adanya Anggota DPR Main Judi "Online"

Nasional
Airlangga Sebut Kemenko Perekonomian Pindah ke IKN jika Kantornya Sudah Siap

Airlangga Sebut Kemenko Perekonomian Pindah ke IKN jika Kantornya Sudah Siap

Nasional
Jemaah Haji Sambut Gembira Saat Hujan Turun di Mekkah, di Tengah Peringatan Cuaca Panas

Jemaah Haji Sambut Gembira Saat Hujan Turun di Mekkah, di Tengah Peringatan Cuaca Panas

Nasional
PPP Pastikan Agenda Muktamar untuk Pergantian Pemimpin Berlangsung Tahun 2025

PPP Pastikan Agenda Muktamar untuk Pergantian Pemimpin Berlangsung Tahun 2025

Nasional
Jemaah Haji dengan Risiko Tinggi dan Lansia Diimbau Badal Lontar Jumrah

Jemaah Haji dengan Risiko Tinggi dan Lansia Diimbau Badal Lontar Jumrah

Nasional
Idul Adha, Puan Maharani: Tingkatkan Kepedulian dan Gotong Royong

Idul Adha, Puan Maharani: Tingkatkan Kepedulian dan Gotong Royong

Nasional
Timwas Haji DPR: Tenda Jemaah Haji Indonesia Tidak Sesuai Maktab, Banyak yang Terusir

Timwas Haji DPR: Tenda Jemaah Haji Indonesia Tidak Sesuai Maktab, Banyak yang Terusir

Nasional
Sikap Golkar Ingin Ridwan Kamil Maju di Pilkada Jabar Ketimbang Jakarta Dinilai Realistis

Sikap Golkar Ingin Ridwan Kamil Maju di Pilkada Jabar Ketimbang Jakarta Dinilai Realistis

Nasional
Masalah Haji Terus Berulang, Timwas Haji DPR Usulkan Penbentukan Pansus

Masalah Haji Terus Berulang, Timwas Haji DPR Usulkan Penbentukan Pansus

Nasional
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Diimbau Tak Lontar Jumrah Sebelum Pukul 16.00

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Diimbau Tak Lontar Jumrah Sebelum Pukul 16.00

Nasional
Wapres Ma'ruf Dorong Kegiatan Kurban Terus Dijaga, Sebut Warga Non-Muslim Ikut Berkurban di Masjid Istiqlal

Wapres Ma'ruf Dorong Kegiatan Kurban Terus Dijaga, Sebut Warga Non-Muslim Ikut Berkurban di Masjid Istiqlal

Nasional
Semarak Perayaan Idul Adha 1445 H, DPC PDIP di 38 Daerah Jatim Sembelih Hewan Kurban

Semarak Perayaan Idul Adha 1445 H, DPC PDIP di 38 Daerah Jatim Sembelih Hewan Kurban

Nasional
Pelindo Petikemas Salurkan 215 Hewan Kurban untuk Masyarakat

Pelindo Petikemas Salurkan 215 Hewan Kurban untuk Masyarakat

Nasional
Gus Muhaimin: Timwas Haji DPR Sampaikan Penyelenggaraan Haji 2024 Alami Berbagai Masalah

Gus Muhaimin: Timwas Haji DPR Sampaikan Penyelenggaraan Haji 2024 Alami Berbagai Masalah

Nasional
DPD PDI-P Usulkan Nama Anies di Pilkada Jakarta, Ganjar: Seandainya Tidak Cocok, Tak Usah Dipaksakan

DPD PDI-P Usulkan Nama Anies di Pilkada Jakarta, Ganjar: Seandainya Tidak Cocok, Tak Usah Dipaksakan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com