JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi senior Partai Golkar Hajriyanto Y. Thohari menilai, para kader muda Partai Golkar merupakan generasi yang bisa menghilangkan stigma negatif partai di mata masyarakat.
Sebab, para kader muda relatif tak membawa beban masa lalu.
"Kalau umur-umur saya dan yang lebih tua, kan membawa beban-beban masa lalu. Sulit untuk tampil segar," ujar Hajriyanto di Jakarta, Jumat (4/3/2016).
Ia mencontohkan, tokoh muda di partai politik lainnya yang berhasil jadi ketua umum partai. Seperti Muhaimin Iskandar yang kini menjabat Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa, mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum hingga mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta.
Nama-nama tersebut dapat dikatakan masuk ke generasi muda. (baca: Hajriyanto: Putusan MA Bikin Penyelenggara Munas Jadi Tak Jelas)
"Partai Golkar bukannya berhasil melakukan pembeliaan, tapi semakin mengukuhkan gerontologi Partai Golkar," kata mantan Wakil Ketua MPR RI periode 2009-2014 itu.
Hal tersebut, menurut Hajriyanto, yang membuat Golkar semakin kalah dan kehilangan suaranya di mata pemilih-pemilih baru. Terlebih, pada pemilu serentak 2019, pemilih muda atau pemilih pemula akan mendominasi Daftar Pemilih Tetap (DPT).
"Jika proses pembeliaan tidak segera terwujud di Partai Golkar, ya akan sangat sulit bagi kita untuk tampil jadi pemenang," tegasnya. (baca: Survei: Punya Posisi Strategis Belum Tentu Jadi Ketum Golkar)
Dalam kesempatan yang sama, Inisiator Generasi Muda Golkar Ahmad Doli Kurnia sepakat dengan pernyataan Hajriyanto bahwa Partai Golkar butuh sosok pemimpin muda.
Ia menyinggung pernyataan sesepuh Golkar, BJ Habibie beberapa waktu lalu, yang mengatakan bahwa Partai Golkar idealnya dipimpin oleh kader yang usianya di antara 40 tahun hingga 60 tahun.
Bahkan, menurut Doli, seharusnya batas umurnya adalah 40 hingga 50 tahun. Sebabnya, tak lain adalah karena mayoritas pemilih pilkada serentak 2019 adalah pemilih muda.
"Semakin muda pemimpin partai, tentu saja pimpinan partai itu sangat mudah berkomunikasi dengan para konstituen itu bahwa kita bisa bersama-sama di Partai Golkar," ujar Doli.