Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seskab Sindir Pejabat yang Minta Dilayani Berlebihan

Kompas.com - 25/02/2016, 15:12 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyindir masih adanya pejabat yang minta mendapat fasilitas layanan berlebihan. Menurut Pramono, pejabat tidak semestinya begitu.

"Hari gini koq masih ada pejabat yg minta dilayani berlebihan, sudah ngga jamannya. Kalau terlambat ya ditinggal saja #Garudaku," kata Pramono, dalam akun twitter pribadinya, Kamis (25/2/2016).

Saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis siang, Pramono tidak memberi penjelasan tegas mengenai pejabat yang dimaksudnya.

Ia juga tidak menjawab ketika dikonfirmasi bahwa pernyataannya di Twitter itu ditujukan kepada Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar.

"Itu bersifat umum," ucapnya singkat.

Protes ditinggal pesawat

Melalui pernyataan tertulis kepada media, Marwan mengungkapkan kekesalannya kepada maskapai Garuda Indonesia. Marwan menyatakan kinerja maskapai Garuda Indonesia masih bobrok dan jauh dari memuaskan.

Salah satu yang dia keluhkan adalah masih terjadi delay. Bahkan Marwan mengaku kerap mengalami kejadian yang tidak mengenakkan itu.

"Evaluasi Garuda! Proteksi negara terhadap Garuda ini sudah luar biasa besar, namun kok kinerjanya minta ampun jelek," ujar Menteri Marwan.

Juru Bicara Garuda Indonesia Benny S. Butarbutar menceritakan, seharusnya rombongan VIP Menteri Desa Marwan Jafar terbang menggunakan penerbangan GA 204 Cengkareng-Yogyakarta pukul 08.05 WIB. Hingga panggilan terakhir pukul 08.00, rombongan VIP tersebut belum diketahui posisinya.

(Baca: Garuda Indonesia: Siapa Pun yang Telat, Mau Menteri Sekali Pun, Kami Tinggal)

"Padahal penumpang yang lain sudah berada di dalam pesawat sehingga pesawat harus sudah berangkat," ujarnya dalam keterangan resmi.

Selanjutnya, penerbangan GA 204 diberangkatkan sesuai jadwal, yakni pukul 08.05 WIB. Saat itu baru diketahui penumpang VIP tersebut baru tiba di Terminal VIP Room Terminal 1.

Untuk mengakomodir penumpang VIP tersebut, Garuda mengalihkan Menteri Marwan pada penerbangan selanjutnya yakni GA 206, yang berangkat pukul 10.05 WIB. Pada saat persiapan, pesawat GA 206 dengan registrasi PK-GEH ditemukan gangguan teknis.

Karena perbaikan cukup lama, diputuskan untuk melakukan pergantian dengan pesawat beregistrasi PK-GFO.

(Baca: Gara-gara "Delay", Menteri Desa Kesal dengan Garuda)

"Proses pergantian pesawat memerlukan waktu untuk memindahkan penumpang, bagasi, kargo, catering serta kebutuhan lainnya, sehingga pesawat mengalami delay sekitar 1 jam dan pesawat akhirnya baru dapat berangkat pkl. 11.05 WIB," jelas Benny.

Atas kejadian tersebut, Garuda Indonesia menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya karena terjadi gangguan teknis. "

Disampaikan juga bahwa Garuda Indonesia senantiasa menjalankan "delay management" sebagaimana diatur oleh Peraturan Menteri Perhubungan," ungkap Benny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Jokowi Kembali Ingatkan Agar Anggaran Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Jokowi Kembali Ingatkan Agar Anggaran Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Nasional
Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Nasional
Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Nasional
Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Nasional
Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

Nasional
Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Nasional
Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Nasional
BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

Nasional
Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Nasional
Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Nasional
PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

Nasional
Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com