Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panglima: Wartawan Itu Setiap Saat Berperang

Kompas.com - 05/02/2016, 19:15 WIB
Dani Prabowo

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, media memiliki peran strategis dalam membantu pemerintah menjaga stabilitas keamanan nasional.

Menurut dia, ancaman keamanan ke depan tak lagi berbentuk perang konvensional seperti di jaman dahulu.

"Bangsa ini mau dibawa kemana ya pers (kuncinya). Masayarakat kita di sudut-sudut belum bisa melakukan cek dan ricek, sehingga apa yang diterima itu membentuk opini," kata Gatot saat menyampaikan sambutan dalam kegiatan "Sail Journalist" di KRI Makassar, Jumat (5/2/2016).

"Sail Journalist" merupakan salah satu rangkaian kegiatan peringatan Hari Pers Nasional yang puncaknya akan dirayakan di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Selasa (9/2/2016). Menurut rencana, Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan menghadiri puncak kegiatan tersebut.

(Baca: Apakah Internet Membunuh Jurnalisme?)

Dalam kondisi apapun, Gatot menambahkan, media selalu berupaya untuk menyajikan informasi kepada masyarakat.

Oleh karena itu, ia berharap, agar media dapat menyajikan berita yang objektif serta menganalisa kemungkinan terjadinya potensi ancaman atas berita yang hendak dibuat.

"Fakta bahwa wartawan setiap saat berperang, setiap saat dalam kondisi terkini mencari informasi yang tepat, sehingga kemajuan bangsa, anak muda kita, semua dari wartawan," ujarnya.

Proxy war

Gatot menambahkan, ancaman keamanan yang paling nyata saat ini yaitu proxy war. Tanpa disadari, keberadaan proxy war sudah ada sejak beberapa tahun lalu.

Ancaman itu memiliki berbagai macam bentuk seperti gerakan separatis, demonstrasi massa, hingga penggalangan opini.

"Proxy war itu adalah sebuah konfrontasi antara dua kekuatan besar dengan menggunakan pemain pengganti untuk menghindari konfrontasi secara langsung," ujarnya.

(Baca: Jurnalisme Ponsel, Kreativitas Melawan Media Arus Utama)

Melalui proxy war tersebut, ia mengatakan sulit dikenali siapa kawan dan siapa lawan. Sebab, musuh mengendalikan non state actors dari jauh.

Di samping itu, negara musuh juga akan membiayai semua kebutuhan yang diperlukan non state actors dengan imbalan mereka mau melakukan segala sesuatu yang diinginkan penyandang dana.

"Maka dari itu, mari kita bersama-sama mencerdaskan bangsa kemudian memberikan informasi yang tepat sehingga jangan sampai dipengaruhi lagi hal-hal yang negatif tidak ada dalam sejarahnya Indonesia kita baku bunuh sesama saudara," ujar Gatot.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Nasional
Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Nasional
Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Nasional
Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Nasional
Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Nasional
Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Nasional
14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

Nasional
Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Nasional
Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Nasional
Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Nasional
SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

Nasional
Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Nasional
Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta 'Rest Area' Diperbanyak

Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta "Rest Area" Diperbanyak

Nasional
Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Nasional
Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com