Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidayat: Tak Benar Pesantren Dikaitkan dengan Terorisme

Kompas.com - 25/01/2016, 19:22 WIB
Jodhi Yudono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com--Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid menegaskan tidak benar kalau pesantren yang banyak tersebar di berbagai daerah di Tanah Air dikaitkan dengan radikalisme apalagi tindak terorisme.

"Justru pesantrenlah yang mengajarkan cinta Tanah Air, mengisi kemerdekaan sesuai dengan cita-cita luhur, dan menolak komunisme," kata Hidayat Nur Wahid dalam rilis MPR RI yang diterima di Jakarta, Senin.

Hidayat juga mengingatkan bahwa dulu pada masa perang sebelum kemerdekaan, para santri dan kiai serta pemimpin yang berada di pesantren berjuang untuk kemerdekaan Indonesia.

Setelah Indonesia merdeka, lanjutnya, para santri, kiai dan pemimpin pesantren pun mengisi kemerdekaan dengan aktivitas yang luar biasa seperti melalui pendidikan.

Dari fakta tersebut, Wakil Ketua MPR menyayangkan kalau pesantren dicurigai karena seharusnya pesantren dihormati dan diajak bersama-sama untuk menghadirkan generasi Islam yang moderat dan Islam yang memajukan bangsa.

Hidayat berpendapat bila pesantren dihormati dengan baik akan menjadi partner yang luar biasa yang mampu meningkatkan kualitas SDM Indonesia.

Sebagaimana diwartakan, Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas yang membahas program pencegahan terorisme dan deradikalisme.

"Beberapa hari lalu (Senin 18/1), Saya bertemu pimpinan Lembaga Negara. Dalam pertemuan itu disampaikan pencegahan terorisme dipandang perlu dan sangat mendesak, perlu payung hukum yang lebih kuat, komprehensif, sehingga aparat keamanan tidak ragu melakukan penindakan," kata Presiden saat memimpin rapat terbatas di Kantor Kepresidenan Jakarta, Kamis (21/1).

Jokowi mengungkapkan para pimpinan Lembaga Negara memang belum menyepakati payung hukum pencegahan terorisme dan radikalisme itu apakah dalam bentuk revisi undang-undang, Peraturan Pengganti UU (Perppu) atau UU baru. "Inilah yang perlu dibicarakan lagi dengan DPR," kata Presiden.

Dalam pencegahan terorisme ini, Presiden memerintahkan pada Panglima TNI, Kapolri, Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), untuk memperkuat sinergi, terutama antar lembaga intelijen tidak memunculkan egosentris.

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk menghidupkan kembali tim penanggulangan terorisme guna mereduksi radikalisme.

"Wapres meminta supaya tim penanggulangan terorisme di MUI dihidupkan lagi. Dan kita lakukan gerakan atau langkah-langkah bersama dalam rangka menghadapi deradikalisasi," kata Ketua MUI Ma'ruf Amin di Jakarta, Selasa (19/1).

Hal itu disampaikan Ma'ruf dan pengurus MUI usai bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wapres. MUI bertemu Wapres untuk melaporkan hasil munas dan rakernas.

Terkait terorisme, Ma'ruf mengatakan MUI sebelumnya pernah membuat fatwa yang menjadi landasan dan membentuk Tim Penanggulangan Teroris.

Upaya yang dilakukan MUI dalam mereduksi radikalisme dengan menerbitkan buku-buku, melakukan diskusi tentang pemahaman agama, dakwah, meluruskan pahamnya, terutama tentang paham jihadnya bagi yang sudah terkontaminasi paham radikalisme.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Nasional
Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Nasional
Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Nasional
Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Nasional
Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Nasional
Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Nasional
Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Nasional
PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

Nasional
Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Nasional
Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Nasional
Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Nasional
Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Nasional
Menaker: Pancasila Jadi Bintang Penuntun Indonesia di Era Globalisasi

Menaker: Pancasila Jadi Bintang Penuntun Indonesia di Era Globalisasi

Nasional
Momen Jokowi 'Nge-Vlog' Pakai Baju Adat Jelang Upacara di Riau

Momen Jokowi "Nge-Vlog" Pakai Baju Adat Jelang Upacara di Riau

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com