Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak Kompromi, Aburizal Dianggap Membiarkan Golkar dalam Kehancuran

Kompas.com - 17/01/2016, 11:18 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Bali, Aburizal Bakrie, dianggap tidak memiliki niat menyelesaikan perselisihan kepengurusan internal partainya. Pasalnya, Aburizal menolak keberadaan tim transisi yang dibentuk oleh Mahkamah Partai Golkar (MPG) pimpinan Muladi.

"Keputusan MPG membentuk tim transisi adalah kompromi terbaik untuk menyelesaikan konflik Golkar," kata Melki Laka Lena dari Generasi Muda Partai Golkar, saat dihubungi, Minggu (17/1/2016).

Melki menuturkan, putusan MPG membentuk tim transisi, dia anggap sebagai solusi terbaik dalam menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai aturan internal partainya.

Terlebih, MPG menunjuk senior-senior Golkar, seperti BJ Habibie, Jusuf Kalla, Akbar Tandjung, dan lainnya, untuk masuk dalam tim transisi. Tim tersebut dibentuk untuk menyelenggarakan munas dan menata fraksi DPR RI.

(Baca: Kubu Aburizal Tolak Putusan Mahkamah Partai Golkar )

Ia yakin Partai Golkar akan kembali solid jika putusan MPG itu dijalankan secara bersama-sama.

"Politik selalu menyediakan tempat untuk aturan main dan kompromi. Saat aturan main dipandang secara berbeda, maka jalan kompromi menjadi alternatif untuk selesaikan masalah Golkar," ujar Melki.

"Menolak keterlibatan para senior partai, sama halnya menolak selesaikan masalah dan membiarkan Golkar dalam jurang kehancuran," sambung Melki.

Aburizal Bakrie mengatakan bahwa dirinya dan pengusus Partai Golkar pimpinannya tidak gentar dengan manuver Mahkamah Partai pimpinan Muladi.

(Baca: MPG Putuskan Bentuk Tim Transisi, Munas Golkar Paling Lambat Maret 2016)

"Saya akan terus berjuang. Saya tidak merasa gentar sedikit pun, meskipun nama-nama besar dimasukkan di situ. Saya akan berjuang dengan saudara-saudara," kata Aburizal Bakrie.  

Yang dimaksud dengan "nama-nama besar" antara lain Wakil Presiden Jusuf Kalla dan mantan Presiden RI, BJ Habibie.

Aburizal juga menyampaikan bahwa DPP Partai Golkar hasil Munas Bali pada tanggal 14 Juli 2015 telah mengganti satu susunan Mahkamah Partai Golkar yang saat itu dipimpin oleh Muladi dan diganti oleh Aziz Syamsudin.

"Banyak yang mengatakan bahwa dengan adanya nama-nama besar, maka itu berarti sah. Saya mengatakan, apa yang disampaikan keputusan bahwa yang menamakan dirinya Mahkamah Partai Golkar (pimpinan Muladi) tidak sah," ujarnya.

Kompas TV JK Ditunjuk Sebagai Mediator Kisruh Golkar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Nasional
Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Nasional
Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Nasional
Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Nasional
Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Nasional
Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Nasional
Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Nasional
3 Kriteria Jemaah Haji yang Bisa Dibadalhajikan: Wafat, Sakit dan Gangguan Jiwa

3 Kriteria Jemaah Haji yang Bisa Dibadalhajikan: Wafat, Sakit dan Gangguan Jiwa

Nasional
Nurul Ghufron Beri Sinyal Kembali Ikut Seleksi Capim KPK 2024-2029

Nurul Ghufron Beri Sinyal Kembali Ikut Seleksi Capim KPK 2024-2029

Nasional
Kecelakaan Bus 'Studi Tour', Muhadjir: Saya Kaget, Setelah Berakhir Mudik Malah Ada Kejadian

Kecelakaan Bus "Studi Tour", Muhadjir: Saya Kaget, Setelah Berakhir Mudik Malah Ada Kejadian

Nasional
Minta Polri Adaptif, Menko Polhukam: Kejahatan Dunia Maya Berkembang Pesat

Minta Polri Adaptif, Menko Polhukam: Kejahatan Dunia Maya Berkembang Pesat

Nasional
KSAL Berharap TKDN Kapal Selam Scorpene Lebih dari 50 Persen

KSAL Berharap TKDN Kapal Selam Scorpene Lebih dari 50 Persen

Nasional
Segera Kunjungi Lokasi Banjir Sumbar, Menko PMK: Kita Carikan Solusi Permanen Agar Tak Berulang

Segera Kunjungi Lokasi Banjir Sumbar, Menko PMK: Kita Carikan Solusi Permanen Agar Tak Berulang

Nasional
Baleg Ajukan Revisi UU Kementerian Negara sebagai RUU Kumulatif Terbuka

Baleg Ajukan Revisi UU Kementerian Negara sebagai RUU Kumulatif Terbuka

Nasional
Buka Opsi Sebar Satkalsel, KSAL: Tunggu Kapal Selamnya Banyak Dulu

Buka Opsi Sebar Satkalsel, KSAL: Tunggu Kapal Selamnya Banyak Dulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com