Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Kadensus 88 Puji Reaksi Pemerintah dan Masyarakat atas Teror Sarinah

Kompas.com - 16/01/2016, 22:31 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Kepala Detasemen Khusus 88, Irjen (Purn) Bekto Suprapto memuji tanggapan seluruh pihak mulai dari aparat keamanan, masyarakat hingga pemerintah yang cenderung tenang menghadapi teror di kawasan Sarinah, Jakarta, Kamis (14/1/2016).

Menurut Bekto, respons pihak-pihak tersebut jauh lebih baik ketimbang saat menghadapi teror bom di masa lalu.

"Polisi kita luar biasa, dukungan masyarakat luar biasa. Tanggapan pemerintah luar biasa. Kalau dikaitkan dengan fenomena bom Bali, bom JW Marriot, misalnya, ini berbeda sekali," ujar Bekto dalam sebuah acara diskusi di Jakarta, Sabtu (16/1/2016).

Ia menyinggung kejadian teror yang terjadi di Mumbai, Tunis, hingga Istanbul yang menginspirasi teroris untuk menyerang tempat-tempat umum agar menimbulkan kepanikan di masyarakat serta menimbulkan banyak korban.

Bekto senang, kepanikan semacam itu tak terjadi di Indonesia. Bahkan, ada masyarakat yang sempat mengambil foto di tengah baku tembak serta tukang sate yang tetap berjualan di saat penyerangan terjadi. (baca: Tenar di Medsos karena Bom, Dagangan Tukang Sate Sabang Makin Laris)

"Itu fenomena yang luar biasa. Tukang sate, juga. Itu menjadi pembicaraan dunia yang luar biasa. Tidak berhasil teroris itu," kata Bekto.

Senada dengan Bekto, Direktur Populi Center, Nico Harjanto juga menilai, masyarakat relatif tenang dalam merespons kejadian itu. Hal tersebut, menurut dia, tak lepas dari tanggapan pemerintah yang tenang dan tak menunjukkan kepanikan.

Nico juga mengapresiasi kinerja aparat keamanan yang menunjukkan soliditas kerjanya. Menurut dia, sebelum teror di kawasan Sarinah terjadi, yaitu pada akhir tahun 2015, aparat juga berhasil menunjukkan efektivitas kerjanya dengan mengamankan perayaan tahun baru.

"Desember sudah disampaikan ada ancaman seperti ini kemudian sampai tahun baru masih aman. Jadi masyarakat saya kira merasakan efektivitas dari kerja akhir tahun kemarin," kata Nico.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com