"Pertama, ini kita mengapresiasi kepolisian, TNI, aparat yang luar biasa yang pertama kecepatannya," ujar Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (15/1/2016).
Menurut dia, akibat tindakan cepat pihak keamanan itu korban jiwa bisa diminimalisir. Berdasarkan data kepolisian terbaru, Jumat pagi, sebanyak 7 orang tewas dan 26 orang terluka dalam aksi bom bunuh diri yang disertai penembakan itu.
(Baca: Dua dari Lima Pelaku Teror Bom Sarinah Berstatus Residivis)
Dari jumlah itu, sebanyak lima orang diidentifikasi sebagai pelaku. Tiga orang di antaranya tewas dalam bom bunuh diri dan dua orang lainnya ditembak mati polisi.
"Korbannya dapat dijaga sedemikian rupa karena cepat sehingga korban sedikit. Justru yang banyak jadi korban yang pelakunya kan," kata Kalla.
(Baca: PPATK: Dana Miliaran Masuk dari Timur Tengah pada 2015, Diduga untuk Teroris)
Sementara saat ditanya masih ada korban warga negara asing, Kalla mengatakan bahwa aksi teror tidak melihat kebangsaan seseorang. Siapa yang ada ditempat teror, menurutnya bisa saja menjadi korban.
"Jadi tidak memilih-milih. Terkecuali kalau memang kayak di Bali, dia mau ngebom di bar, iya. Tapi kalau teror di jalanan enggak memilih kebangsaan. Siapa yamg lewat dia yang kena," ucap Kalla.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.