JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj kembali mengingatkan pentingnya menjaga nilai-nilai toleransi antar-umat beragama.
Menurut dia, toleransi merupakan kunci pemersatu bangsa Indonesia yang akan memasuki era globalisasi.
"Bangsa Indonesia, apa pun agamanya, apa pun sukunya, apa pun partai politiknya, apa pun alirannya harus bersatu memasuki era globalisasi ini," kata Said saat menyampaikan catatan akhir tahun di Kantor PBNU, Jakarta, Rabu (23/12/2015).
Setidaknya, ada dua peristiwa kasus kekerasan besar yang menjadikan agama sebagai latar belakangnya.
Pertama, aksi protes yang dilakukan umat Nasrani dari kelompok Gereja Injili di Indonesia (GIDI) atas perayaan ibadah shalat Idul Adha yang dirayakan umat Muslim di Karubaga, Tolikara, Papua.
Atas peristiwa tersebut, sebuah masjid terbakar.
Peristiwa kedua ialah bentrokan antarwarga di Aceh Singkil, Aceh, pertengahan Oktober 2015 lalu.
Bentrokan yang diduga disebabkan protes warga atas penggunaan rumah sebagai tempat ibadah itu menewaskan seorang warga dan menyebabkan empat orang luka-luka.
"Kami sangat kecewa berat dan menyayangkan terjadinya peristiwa Tolikara pada saat bangsa ini membutuhkan kesatuan yang kokoh pada era globalisasi," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.