"Tidak selalu artis itu akan menang. Popularitas tidak sebanding lurus dengan tingkat elektabilitas," ujar Viva saat ditemui di Kantor DPP PAN di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (10/12/2015).
Pertama, menurut Viva, DPP PAN hanya memilih calon kepala daerah yang memiliki kapasitas dan integritas.
Selain itu, kader berlatar belakang artis yang dipilih PAN hanya yang dianggap profesional dalam bekerja, termasuk selama menggeluti bidang seni yang dilakukan.
DPP PAN juga menggunakan basis sosial dalam menempatkan kader artis di masing-masing daerah pemilihan. Contohnya, kader artis tersebut akan ditempatkan di daerah asalnya sehingga pemilih memiliki kedekatan dengan calon yang diusung.
Salah satu kader PAN yakni pemain sinetron Zumi Zola. Zumi dicalonkan di daerah asalnya, yaitu di Provinsi Jambi.
Dalam hasil hitung cepat Lembaga Survei Indonesia (LSI) untuk Pemilihan Kepala Daerah Provinsi Jambi, Zumi dan pasangannya, Fachrori Umar, memperoleh suara sebesar 59,48 persen.
Selain itu, musisi Sigit Purnomo alias Pasha "Ungu" yang juga diusung PAN unggul sementara dalam Pilkada Kota Palu berdasarkan hasil hitung cepat lembaga survei.
Pasha merupakan calon wakil wali kota dengan berpasangan bersama Hidayat.
"Anang asli Jember, makanya dicalonkan di daerahnya, Desy Ratnasari juga dicalonkan di Sukabumi. Tidak semua artis punya basis sosial," kata Viva.