Akibatnya, bus naas berpenumpang puluhan orang itu disambar KRL commuter line dari arah utara, Jatinegara menuju arah Bogor. (Baca: Kereta Api Tabrak Metromini, 13 Orang Tewas dan 7 Orang Selamat)
Saksi mata bernama Said (55), pekerja Pos Pantau Kopaja persis di dekat pelintasan kejadian, menuturkan, bus metromini tetap masuk ke jalur lintasan meski palang pintu dan sinyal tanda adanya kereta telah berbunyi.
"Dia tahu-tahu nyerobot masuk saja, kencang lagi masuknya," kata Said di lokasi kejadian, Minggu (6/12/2015) siang.
Said kaget dengan ulah sang sopir yang sangat berbahaya itu. (Baca: Ini Foto-foto Evakuasi Tabrakan Maut Metromini dengan Kereta Api di Pelintasan Angke)
"Saya lagi duduk sampai bangun, saya teriakin, 'Awas kereta-kereta.' Enggak tahu ada setan budeg atau apa dia nyelonong terus," ujar Said.
Tak lama, di jalur dua, sebuah kereta dari arah utara datang melintas. Bus pun dihantam persis di tengah badan. Said melanjutkan, bus kemudian terseret hampir mendekati peron kereta yang jaraknya sekitar 100 meter lebih.
"Bunyi braakkk... terus busnya keseret nih ke arah stasiun sambil keluar asap. Kan keseret dia, jadi ada asapnya," ujar Said.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.