Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudirman Said Ungkap Pertemuan Novanto-Freeport Sudah Dikondisikan

Kompas.com - 01/12/2015, 21:29 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengungkapkan, pertemuan Direktur Utama PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin dengan Ketua DPR RI Setya Novanto sudah dikondisikan sebelumnya.

Sebelum pertemuan itu, tutur Sudirman, Freeport sudah bertemu dengan pimpinan lembaga negara lainnya, yakni Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

Saat itu, pertemuan dilakukan secara tim. Maksud pertemuan adalah untuk perkenalan pimpinan baru Freeport kepada institusi politik.

Namun, saat ingin bertemu pimpinan DPR, ucap dia, pertemuan yang sejatinya untuk jajaran pimpinan menjadi pertemuan pribadi.

"Yang menarik, ketika bertemu pimpinan MPR, lengkap bersama timnya. Begitu pun tim Freeport. Ketika DPD juga sama. Tetapi, ketika jelang bertemu DPR, dikondisikan hanya bertemu Pak Maroef dan beliau sendirian (Setya Novanto)," ujar Sudirman saat rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta, Selasa (1/12/2015).

"Ketua DPR mengatakan ke Pak Maroef, 'Nanti saya kumpul-kumpul, ngopi-ngopi, saya kenalkan teman saya'," kata Sudirman menuturkan perkataan Setya Novanto pada pertemuan pertama.

Pada pertemuan kedua, Novanto benar membawa seorang pengusaha yang lama berkutat di sektor migas nasional, yakni Muhamad Riza Chalid.

Saat itu, tutur dia, sudah ada tanda-tanda yang tak beres dari pertemuan itu. Kemudian, puncaknya adalah pertemuan ketiga. Maroef bingung dan meminta masukan dari Sudirman.

"Jelang pertemuan ketiga, saya ditanya ini mesti bagaimana. Saya sebut, 'Seperti biasa, silakan ditemui karena kehormatan bertemu pimpinan negara'. Kemudian, catat saja apa yang dibicarakan," kata Sudirman.

Seusai pertemuan dengan Novanto dan Riza, Maroef mengungkapkan apa saja yang dibicarakan kepada Sudirman.

Namun, apa yang didapatkan, Sudirman diberikan gambar-gambar, angka-angka, yang intinya ada permintaan angka saham dan proyek listrik.

Adapun satu hal yang membuat Sudirman tergugah melaporkan kasus itu adalah karena nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla digunakan untuk mendapatkan saham serta proyek untuk kepentingan pribadi Novanto dan Riza.

Setya Novanto membenarkan adanya pertemuan itu. Namun, dia membantah keras mencatut nama Presiden dan Wapres dan meminta bagian saham Freeport.

Saat ini, kasus tersebut sedang ditangani oleh Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD). Sudirman pun sudah dijadwalkan untuk memberi kesaksian di MKD.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com