Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Haedar Nashir: Korupsi Tidak Hanya Ambil Uang Negara, tetapi Juga Penyalahgunaan Kekuasaan

Kompas.com - 23/11/2015, 13:05 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, praktik korupsi tidak hanya dilakukan dengan mengambil uang negara, tetapi juga penyelenggara negara yang menyalahgunakan kekuasaan.

Hal itu dikatakan Nashir saat mengomentari adanya dugaan penyalahgunaan wewenang yang dilakukan Ketua DPR Setya Novanto terkait renegosiasi kontrak PT Freeport.

"Korupsi bukan cuma mengambil uang negara, melainkan penyalahgunaan kekuasaan. Ini yang harus dihindari," ujar Haedar saat ditemui di Kantor PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (23/11/2015).

Haedar mengatakan, dalam konteks reformasi birokrasi, penyelenggara negara yang diberikan mandat untuk menduduki jabatan publik seharusnya berdiri di atas semua golongan. (Baca: Setya Novanto: Saya Diminta Pertahankan Jabatan Ketua DPR)

Selain itu, penyelenggara negara tersebut dilarang untuk menggunakan jabatan dan fasilitas yang dimiliki untuk kepentingan pribadi.

"Kalau seperti itu, sama saja dengan korupsi. Nanti ada golongan lain yang merasa dirugikan, apalagi penyalahgunaan wewenang yang menghambat anggaran pemerintah, yang tidak lain adalah milik rakyat," kata Haedar.

Menteri ESDM Sudirman Said menyebut Setya Novanto bersama pengusaha minyak Reza Chalid bertemu Presiden Direktur PT Freeport Maroef Sjamsoeddin sebanyak tiga kali. (Baca: Fadli Zon: Mana Kalimat "Papa Minta Saham" di Transkrip?)

Pada pertemuan ketiga, yakni 8 Juni 2015, Novanto disebut meminta saham sebesar 11 persen untuk Presiden dan 9 persen untuk Wapres demi memuluskan renegosiasi perpanjangan kontrak PT Freeport.

Novanto juga disebut meminta agar diberi saham suatu proyek listrik yang akan dibangun di Timika dan meminta PT Freeport menjadi investor sekaligus off taker (pembeli) tenaga listrik yang dihasilkan dalam proyek tersebut.

Sudirman mengaku mendapatkan informasi ini dari Maroef. Sudirman kemudian melaporkan hal tersebut ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD). (Baca: Presiden PKS: KMP Siap Dukung Setya Novanto Jalani Sidang MKD)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Seluruh Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Seluruh Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com