JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri ESDM Sudirman Said diminta untuk tidak memperkeruh situasi politik yang kini mulai kondusif.
Hal itu menyusul pernyataan Sudirman terkait adanya politisi kuat yang diduga mencatut nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla kepada PT Freeport.
"Baiknya, hindari membuat pernyataan yang tidak jelas yang hanya menambah ketidaknyamanan dan ketidakjelasan arah negara ini," kata Wakil Ketua Komisi VI DPR Heri Gunawan melalui pesan singkat, Kamis (12/11/2015).
Heri mengatakan, lebih baik Sudirman dan para menteri di jajaran Kabinet Kerja saling meningkatkan koordinasi, daripada membuat pernyataan yang justru memperkeruh situasi. (Baca: Sudirman Said Pernah Singgung soal "Politisi Kuat" Saat Rapat dengan Komisi VII DPR)
"Energi bangsa sudah terlalu banyak terbuang sia-sia untuk hal-hal yang tidak clear," kata dia.
Meski begitu, kata dia, Sudirman lebih baik mengungkap identitas politisi kuat yang dimaksud, jika memang terbukti mencatut nama pimpinan negara.
Komisaris PT Freeport Indonesia, Andi Mattalatta sebelumnya mengaku baru mengetahui adanya politisi yang mencatut nama presiden dan wakil presiden terkait perpanjangan kontrak karya perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu.
Dia meyakini, Sudirman yang mengungkap fakta itu sudah mempertimbangkan dampak pernyataannya dengan matang. (baca: Pencatut Nama Wapres ke Freeport adalah Pejabat Berpengaruh)
Andi bahkan menduga, Sudirman sengaja mengumbarnya kepada publik untuk memberi pelajaran kepada politisi tersebut.
"Artinya dengan berucap begitu, sebenarnya itu sudah hukuman, karena telah menimbulkan citra bahwa politisi yang dimaksud itu citranya sudah langsung negatif," ujar Andi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (11/11/2015).
Sudirman sebelumnya menyebutkan adanya tokoh politik yang sangat berkuasa mencoba menjual nama Jokowi-JK kepada Freeport.
Pencatutan nama Presiden dan Wapres dilakukan agar kontrak Freeport bisa segera diberikan. (Baca: Menteri ESDM: Ada "Politisi Kuat" yang Catut Nama Presiden dan Wapres ke Freeport)
"Seolah-olah Presiden minta saham. Wapres juga dijual namanya. Saya sudah laporkan kepada keduanya. Beliau-beliau marah karena tak mungkin mereka melakukan itu," ujar Sudirman Said seperti dikutip dalam acara Satu Meja yang ditayangkan Kompas TV dan dikutip Kompas, Selasa (10/11/2015).
Namun, dia mengaku tak bisa menyebut siapa politisi yang coba menjual nama dua pimpinan tertinggi Indonesia itu. Hanya, Sudirman mengatakan bahwa orang itu cukup terkenal.
JK, tutur dia, tahu persis siapa orang yang coba menyeret-nyeret nama dua petinggi tersebut. (Baca: Sudirman Said: Nama Dicatut ke Freeport, Presiden Bilang "Ora Sudi...")
"Keduanya (Presiden dan Wapres) sangat marah. Pak Jokowi mengatakan, 'ora sudi'. Ora sudi kan ungkapan Jawa yang sangat dalam. Begitu pun Wakil Presiden. 'Ini orang kurang ajar dan saya tahu orang itu siapa,' kata Wapres. Jadi, Wapres sudah menduga," ujarnya.
Sudirman mengaku mengetahui semua tindakan licik tokoh-tokoh politik di balik percobaan perpanjangan kontrak Freeport. Sebab, Freeport menceritakan secara rinci permintaan tokoh-tokoh politik tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.