Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejak Juni, Telah Ditaburkan 284,9 Ton Garam untuk Hujan Buatan

Kompas.com - 31/10/2015, 21:35 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah telah menaburkan 284,9 ton garam (NaCl) sejak Juni hingga sekarang. Garam tersebut ditaburkan ke dalam awan untuk menghasilkan hujan buatan.

Hujan buatan tersebut dilakukan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Lingkungan Hidup, dan Kehutanan (KLHK), serta TNI AU.

Melalui informasi dari BNPB, sejumlah empat pesawat terbang, yaitu tiga pesawat Casa dan satu pesawat CN-295 terus terbang melakukan penyemaian awan.

"Pesawat ditempatkan di Pekanbaru, Palembang, Pontianak, dan Palangkaraya," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho melalui siaran persnya, Sabtu (31/10/2015).

Sutopo menjelaskan, sesuai dengan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, pada 26 hingga 31 Oktober 2015 hujan dan awan-awan potensial banyak terdapat di wilayah Sumatera dan Kalimantan.

Atas dasar itulah, menurut Sutopo, pemerintah mengintensifkan operasi hujan buatan untuk mempercepat dan meningkatkan intensitas hujan.

Presiden Joko Widodo bahkan telah memerintahkan sejumlah pihak untuk meningkatkan hujan buatan saat kondisi awan seperti sekarang.

"Bahkan TNI AU akan mengirim pesawat Hercules C-130 untuk hujan buatan," tutur Sutopo.

Sutopo juga menjelaskan proses hujan buatan, bahwa garam dapur dengan butiran sangat kecil ditaburkan pada awan-awan Cummulus.

Butir NaCl tersebut bersifat higroskopis yang menyerap butir-butir air dalam awan sehingga bertambah besar ukuran butirnya.

"Adanya proses tumbukan dan penggabungan di dalam awan menyebabkan turunnya hujan," ujarnya.

Kompas TV Panglima TNI Rotasi Pasukan Penanganan Asap

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com