Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malaysia Deportasi 183 TKI Melalui Nunukan

Kompas.com - 31/10/2015, 10:17 WIB
Kontributor Nunukan, Sukoco

Penulis

NUNUKAN, KOMPAS.com - Pemerinah Malaysia kembali mendeportasi 183 buruh migran ilegal melalui Pelabuhan Tunon Taka, Nunukan, Kalimanan Utara. Ratusan buruh migran tersebut merapat ke pelabuhan Tunon Taka pada Jumat (30/10/2015) pukul 19.30 wita dengan menumpang KM Purnama Ekspres.

Buruh migran itu dipulangkan kembali ke tanah air setelah menjalani masa tahanan di Pusat Penahanan Sementara di Awau dan kota Sandakan, Malaysia untuk menyelesaikan hukuman mereka atas berbagai kasus.

Tercatat sebanyak 163 buruh migran itu melanggar keimigrasian, 18 buruh migran tersandung kasus narkoba dan 2 buruh migran tersandung kasus kriminal.

Salah satu buruh migran ilegal yang terangkap tanpa dokumen mengaku ditangkap oleh Eskom dan Imigrasi Malaysia saat beristirahat usai bekerja di perusahaan pengolah kelapa sawit.

Iwan (31) mengaku telah 10 tahun bekerja di negeri jiran. Di tahun pertama, dia mengaku taat aturan dengan menggunakan passport hingga dokumen tersebut habis masa berlakunya.

Sejak dokumennya habis masa berlaku hingga tertangkap, Iwan mengaku enggan mengurus passport. “ Saya masuk Malaysia tahun 2000 dengan mengunakan passport. Balik lagi tahun 2013 lewat samping ada kawan jemput. Rencana mau balik untuk mengambil barang barang saya,” ujarnya, Jum’at (30/10/2015).


Turun dari kapal, ratusan buruh migran ilegal tersebut dikumpulkan di ruang tunggu pelabuhan Tunon Taka Nunukan untuk didata oleh Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI). Dari data BP3TKI hingga bulan Okober 2015, lebih dari 4000 buruh migran ilegal telah dideportasi pemerintah Malaysia melalui pelabuhan Tunon Taka Nunukan.

Usai didata, ratusan buruh migran tersebut meninggalkan pelabuhan dibawa oleh penjamin yang sedari petang telah menunggu kedatangan mereka di pelabuhan. Para buruh migran itu lebih memilih ikut penjamin daripada dipulangkan ke daerah asal mereka oleh BP3TKI Nunukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com