JAKARTA, KOMPAS.com - Survei Centre for Strategic and International Studies mencatat, mayoritas publik merasa saat ini perlu ada reshuffle atau perombakan Kabinet Kerja.
Hasil survei itu juga menunjukkan bahwa publik lebih menginginkan kabinet diisi oleh kalangan profesional daripada kalangan partai politik.
Sebanyak 52,7 persen responden pada survei itu setuju bahwa saat ini perlu ada reshuffle kedua. Adapun 42,3 persen yang memandang tidak perlu dan sisanya tidak menjawab.
Sebanyak 63,4 persen responden mendukung apabila reshuffle mengakomodasi kalangan profesional.
Adapun 66,4 persen obyek survei menolak jika Presiden Jokowi kembali memasukkan kader PDI-P dalam kabinet. Sebanyak 50,5 persen responden menolak apabila partai lain dalam Koalisi Indonesia Hebat bergabung ke kabinet.
"Kepercayaan publik terhadap kalangan profesional lebih tinggi dibandingkan kalangan dari parpol. Publik lebih percaya dengan kalangan profesional," kata peneliti CSIS, Arya Fernandez, dalam jumpa pers di Jakarta, Minggu (25/10/2015).
Meski demikian, Peneliti Senior CSIS J Kristiadi menyarankan agar Jokowi tetap mengakomodasi kalangan parpol dalam penyusunan kabinet. Hal ini dipandang perlu untuk mengonsolidasikan kekuatan di parlemen.
Selain Partai Amanat Nasional yang baru bergabung ke dalam pemerintahan, Kristiadi menilai Demokrat yang berstatus sebagai penyeimbang juga perlu dipertimbangkan dalam kabinet.
"PAN dan Demokrat bisa diajak kompromi dibandingkan dengan lainnya. Demokrat pun akan lebih nyaman berkomunikasi dengan KIH daripada KMP," ujar Kristiadi.
Akan tetapi, jika ingin merangkul Demokrat, Jokowi perlu memperhatikan kenyamanan PDI-P sebagai partai pendukung, terutama Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
Survei CSIS ini dilakukan pada 14-21 Oktober 2015 melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner trstruktur. Jumlah responden sebanyak 1183 orang yang tersebar secara proporsional di 34 provinsi di Indonesia. Survei menggunakan multi-stage random sampling, margin of error sebesar +/- 2,85 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.