Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Cerita Redaksi "Republika" di Balik "Koran Asap"

Kompas.com - 10/10/2015, 14:41 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Harian Republika edisi Kamis, 8 Oktober 2015, berbeda dari biasanya. Halaman utama koran menampilkan potret anak kecil mengenakan masker tengah bersepeda di tengah asap kebakaran hutan dan lahan. Uniknya, nuansa asap itu juga samar-samar menutupi artikel utama, yakni penurunan harga solar. Seluruh halaman utama koran itu pun menjadi tidak jelas terlihat.

Tampilan yang menjadi pembicaraan di media sosial itu rupanya sudah direncanakan benar oleh redaksi. Wakil Pemimpin Redaksi Harian Republika Irfan Junaidi menceritakan proses produksi koran yang terbit satu hari setelah Presiden Joko Widodo mengunjungi wilayah yang mengalami kebakaran hutan dan lahan tersebut.

"Redaksi kami sudah mengawal berita soal asap sejak sekitar sebulan lebih. Segala jenis (produk jurnalistik) kami tayangkan, mulai dari straight news, feature, liputan khusus, foto, sampai masuk ke halaman utama sudah kita lakukan," ujar Irfan saat berbincang dengan Kompas.com di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (10/10/2015).

Irfan mengatakan, pemberitaan itu tidak lain demi tuntasnya kasus kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan. Namun, pemberitaan yang masif itu, menurut redaksi Republika, belum berbuah positif. Titik api baru malah terdeteksi di sejumlah wilayah. Redaksi pun lalu berfikir bagaimana terus mendorong agar persoalan segera selesai.

"Teman-teman lalu berfikir soal ide itu. Lalu muncullah ide, bagaimana kalau kita terbitkan edisi asap. Nah, ini awal mula munculnya koran berasap itu," lanjut Irfan.

Melalui pesan simbolik itu, Republika ingin menyampaikan dua hal. Pertama, pembaca diajak untuk turut berempati dengan peristiwa kabut asap yang dialami masyarakat Sumatera dan Kalimantan. Tidak dapat membaca koran lantaran terhalang asap merupakan bagian kecil dari kesulitan masyarakat yang menjadi korban. Bagian besarnya, tentu ancaman gangguan kesehatan hingga dapat berujung kematian.

Pesan kedua, Republika ingin para pengambil kebijakan terketuk pintu hatinya untuk secara serius menangani persoalan kebakaran beserta asapnya dengan cepat. Demi tercapainya dua pesan tersebut, redaksi pun terpaksa merelakan sejumlah artikel di halaman depan tertutup 'asap'. Di halaman itu sendiri terdapat berita soal penurunan harga solar, berita korban kabut asap dan berita kelanjutan penanganan pembunuhan warga Desa Selok Awar-Awar Salim alias Kancil.

"Pesan simbolik kami, saat semuanya tertutup asap, semua berita menjadi sulit dibaca," ujar Irfan.

Redaksi Republika, lanjut Irfan, menganggap 'koran asap' yang ramai diperbincangkan di media sosial bukan suatu keberhasilan. 'Koran asap' itu baru dapat disebut berhasil setelah masyarakat melakukan aksi nyata membantu sesamanya korban asap dan pemerintah yang dengan cepat menyelesaikan persoalan tersebut.

"Kami berharap seluruh pihak menuai empati atas bencana ini. Dengan demikian baru kami anggap koran asap ini berhasil," ujar Irfan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com