Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Walau Tersakiti, Demokrat Takkan Bubarkan KPK

Kompas.com - 07/10/2015, 12:52 WIB
Stefanus Osa Triyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Demokrat menyatakan tidak rela jika Komisi Pemberantasan Korupsi dilemahkan. Demokrat akan terus memperkuat peran KPK meskipun pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono partainya tersakiti oleh kerasnya kinerja lembaga pemberantasan korupsi tersebut.

Mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Amir Syamsuddin yang juga Ketua Dewan Kehormatan DPP Partai Demokrat mengungkapkan hal itu di Jakarta, Rabu (7/10/2015), mencermati dinamika proses legislasi nasional di DPR menyangkut draf revisi RUU Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK.

Dalam beberapa pasal RUU tersebut, tercantum sejumlah hal yang dipandang sejumlah kalangan membatasi peran KPK. Misalnya, KPK akan dibubarkan setelah 12 tahun undang-undang tersebut disahkan. Proses penyadapan diatur perizinannya oleh pengadilan negeri. KPK juga hanya berwenang mengusut kasus korupsi yang merugikan negara di atas Rp 50 miliar. (Baca: Enam Fraksi di DPR Usulkan Masa Tugas KPK Hanya 12 Tahun)

Amir mengatakan, selama periode pemerintahan SBY, partai yang dibangun SBY sendiri justru merasa terpojok akibat penangkapan sejumlah pimpinan Demokrat oleh KPK. Masa-masa sulit dicaci di media merupakan akibat dari langkah-langkah tegas KPK sesuai tugasnya memberantas korupsi di negeri ini.

"Karena itu, Partai Demokrat masih punya akal sehat untuk merevisi UU KPK ini. Insya Allah, Partai Demokrat tidak akan pernah berada di dalam barisan wakil rakyat di parlemen yang terlihat ingin melemahkan keberadaan KPK," ucap Amir. (Baca juga: Versi 6 Fraksi: KPK Tak Usut Kasus Kerugian Negara di Bawah Rp 50 Miliar)

Sebaliknya, kata Amir, Demokrat dipastikan akan berada di dalam barisan yang semakin memperkuat posisi KPK. Pemerintah wajib memperhatikan rasa keadilan masyarakat dalam menghadapi usulan anggota Dewan ini.

Soal inisiatif gagasan yang melemahkan KPK, Amir menunjukkan bahwa dari pengalaman pemerintahan terdahulu tidak mungkin draf RUU digagas hanya oleh satu pihak.

Proses pembahasan dipastikan sudah ada antara pemerintah dan parlemen sebelum menghasilkan produk undang-undang.

Di sinilah, ujar Amir, peran aktif pemerintah sangat dibutuhkan agar komitmen pemberantasan korupsi benar-benar dipertahankan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com