JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar menyayangkan terjadinya penambangan ilegal di Lumajang, Jawa Timur, yang berbuntut panjang dan menyebabkan tewasnya seorang aktivis. Menurut Marwan, penambangan ilegal adalah masalah yang harus ditertibkan.
Ia menuturkan, penertiban penambangan ilegal harus dilakukan bersama aparatur daerah sampai ke tingkat desa. Dalam hal ini, peran aktif masyarakat juga sangat diperlukan.
"Penambangan ilegal itu memang harus ditertibkan oleh kepala daerah dan kepala desa," kata Marwan, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/10/2015) malam.
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa itu menuturkan, penambangan ilegal cukup marak terjadi di banyak desa. Ia menengarai ada oknum aparatur desa yang turut terlibat dalam praktik ilegal tersebut. Sejalan dengan itu, ucap Marwan, aparatur desa seharusnya dapat lebih bijaksana mengelola potensi daerahnya. Ia berharap semua kepala desa dapat memanfaatkan kucuran dana desa dengan mekanisme padat karya atau sebanyak-banyaknya melibatkan masyarakat setempat.
"Bangun infrastruktur dan serap tenaga kerja dari masyarakat desa itu sendiri. Jadi tidak perlu melakukan penambangan ilegal," ujarnya.
Beberapa hari lalu, seorang aktivis, Salim Kancil, tewas setelah dianiaya sekelompok orang karena menolak penambangan ilegal di desanya. Salim dibunuh oleh belasan hingga puluhan orang pada Sabtu (26/9/2015) sesaat sebelum demo penolakan tambang pasir di Desa Selo Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang.
Dalam peristiwa itu, puluhan warga pro-penambangan pasir mengeroyok dua orang, yaitu Tosan dan Salim. Salim tewas dengan luka-luka di bagian tubuh dalam kondisi tangan terikat. Adapun Tosan mengalami luka serius dan kini dirawat secara intensif di Rumah Sakit Saiful Anwar, Malang. Keduanya adalah aktivis penolak tambang di Selo Awar-Awar.
Hingga kini, Kepolisian Resor Lumajang terus menyelidiki kasus tersebut. Sebanyak 40 orang sudah dimintai keterangan, dan 18 orang di antaranya sudah ditetapkan sebagai tersangka. Keluarga dan teman Salim berharap otak pembunuhan Salim terungkap. Mereka ingin hukum ditegakkan seadil-adilnya untuk memberikan rasa nyaman kepada masyarakat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.