JAKARTA, KOMPAS.com – Komisi III DPR RI menyepakati pembentukan tim investigasi terkait dengan kasus pembunuhan petani dan aktivis lingkungan hidup, Salim Kancil di Desa Selok Awar-Awar, Lumajang, Jawa Timur.
"Komisi III dalam rapat pleno, membentuk tim untuk turun ke lapangan untuk mendengar masukan masyarakat dan koordinasi dengan aparat penegak hukum di sana," ujar Ketua Komisi III DPR RI Aziz Syamsuddin di Kompleks Parlemen, Rabu (30/09/2015).
Politisi Partai Golkar tersebut menambahkan tim ini akan diberangkatkan pada minggu ini. Anggota tim terdiri dari satu orang perwakilan dari masing-masing fraksi. Aziz menuturkan, hasil tinjauan dari tim investigasi nantinya akan dibahas dalam rapat pleno pada tanggal 6 Oktober 2015.
Sebelumnya, Kapolres Lumajang Ajun Komisaris Besar Fadly Munzir mengatakan bahwa pada Sabtu (26/9/2015) pukul 06.00 WIB, warga penolak tambang pasir di pesisir Pantai Watu Kecak berencana menggelar demonstrasi di desa setempat. Unjuk rasa itu rencananya digelar pada pukul 09.00 WIB di balai desa setempat. (Baca: Polda Jatim: Ada yang Mengomandoi Penganiayaan Salim Kancil)
"Namun, belum terlaksana, pagi harinya ada yang 'diselesaikan'," ujar dia.
Beberapa orang warga lalu mendatangi rumah Salim (52) di Dusun Krajan II. Mereka menculik dan membawanya ke Balai Desa Selok Awar-Awar. Di tempat itu, Salim dianiaya secara brutal hingga tewas. Jasadnya dibuang ke jalan dekat makam desa setempat. Ia ditemukan warga lain tergeletak tengkurap di tengah jalan yang diapit areal tebu.
Saat ditemukan, tangannya masih terikat. Beberapa orang lain juga menganiaya Tosan (51) dari Dusun Persil. Tosan berhasil kabur dalam kondisi terluka parah. Saat ini, Tosan dikabarkan dirawat di rumah sakit di Malang. Pasca-kejadian, aparat Polres Lumajang terjun ke desa untuk menyelidiki peristiwa itu. Polisi juga masih menyiagakan sekitar satu peleton personelnya di sekitar Desa Selok Awar-Awar. (Baca: 18 Tersangka Ditahan, Polisi Buru Auktor Intelektualis)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.