Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia minta Arab Saudi Permudah Akses Identifikasi WNI Korban Mina

Kompas.com - 29/09/2015, 03:25 WIB

MEKKAH, KOMPAS.com - Kementerian Agama meminta Pemerintah Arab Saudi mempermudah akses bagi tim medis, sehingga bisa mempercepat proses indentifikasi jemaah Indonesia yang menjadi korban peristiwa Mina. Hingga berita ini diluncurkan, empat hari telah berlalu sejak peristiwa di Jalan 204 Mina itu terjadi.

"Kami telah membuat nota diplomatik agar tim medis dan para dokter Indonesia bisa melihat langsung, begitu jenazah dibongkar dari kontainer," kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, pada pemaparan mengenai penanganan jemaah yang menjadi korban Mina, di Mekkah, Arab Saudi, Senin (29/9/2015).

Menurut Lukman, langkah itu akan mempercepat proses identifikasi para korban dari Indonesia, dengan hanya melihat fisik, tanpa harus menunggu foto dan membongkar berkas jemaah dari 25 negara yang sudah wafat akibat peristiwa Mina itu.

"Kami terus melakukan kontak dan komunikasi diplomasi dengan pihak Arab Saudi untuk penanganan korban peristiwa Mina (agar lebih cepat)," kata dia.

Ia mengatakan, sampai Senin (28/9) pukul 14.00 waktu setempat, pemerintah Kerajaan Arab Saudi telah mengumumkan 1.107 foto korban meninggal dalam peristiwa Mina, terdiri dari 500 foto dipaparkan di pemulasaran mayat Al Mu'ashim pada 25 September 2015, 350 foto pada 26 September 2015, dan 257 foto pada 27 September 2015.

"Sampai siang ini kami menerima laporan dari petugas (Panitia Penyelenggara Ibadah Haji/PPIH), masih ada lima kontainer berisi jenazah yang belum dibongkar," ujar dia. Masing-masing kontainer diperkirakan berisi puluhan jenazah korban peristiwa Mina.

Dia juga menegaskan, semua anggota jemaah Indonesia yang menjadi korban peristiwa Mina akan dimakamkan di Mekkah. "Itu kebiasaan di sini. Mulai siang ini korban Mina yang sudah diidentifikasi akan dimakamkan di Mekkah," kata dia.

Ia mengatakan, para korban meninggal sama seperti anggota jemaah Indonesia lainnya yang meninggal di Tanah Suci akan mendapat asuransi dari pemerintah Indonesia. "Setiap jemaah yang berangkat ke Tanah Suci, telah kami asuransikan," kata Lukman.

Pada bagian lain, Hakim yang juga menjadi Amirul Hajj meminta maaf bila petugas PPIH dinilai lamban oleh keluarga korban dan masyarakat dalam penanganan korban peristiwa Mina, meskipun pihaknya telah bekerja secara optimal selama 24 jam.

"Kami melakukan ini (identifikasi) dengan penuh kehati-hatian dan kecermatan agar apa yang diumumkan bisa dipertanggungjawabkan," ujarnya.

Hingga saat ini, sebanyak 41 anggota jemaah haji Indonesia menjadi korban meninggal, 10 anggota jemaah masih dirawat di rumah sakit, dan 82 anggota jemaah belum kembali ke pemondokan hingga saat ini.

Selain itu, ada juga empat WNI yang telah bermukim dan bekerja di Arab Saudi ikut menjadi korban meninggal dalam peristiwa itu.

"Kami akan terus mencari jemaah yang menjadi korban hingga tuntas, walaupun melampaui 26 Oktober (pemulangan terakhir jemaah dari Tanah Suci ke Tanah Air)," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com