Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah di Istana, Para Wanita Pengusaha Tak Bisa Bertemu Presiden Jokowi

Kompas.com - 18/09/2015, 14:37 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Puluhan wanita pengusaha yang tergabung dalam Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) kecewa saat sudah bersiap di Istana Negara untuk menemui Presiden Joko Widodo, pada hari ini, Jumat (18/9/2015). Keinginan bertemu Presiden pupus ketika yang menyambut mereka ternyata bukan Presiden, melainkan Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution.

"Kami sudah terima kasih kepada Pak Presiden mau menerima kami di Istana. Tapi karena ada situasi kondisi yang lebih besar, sehingga Presiden rapat mendadak. Ada yang kecewa, tapi kami paham ada kepentingan Beliau yang lebih besar," kata Ketua Umum IWAPI Nita Yudi, seusai pertemuan.

Para ibu-ibu pengusaha ini sudah mempersiapkan diri untuk bertemu Presiden. Mereka pun kompak mengenakan batik bernuansa biru putih dan tiba tepat waktu yaitu pada pukul 10.00. Namun, acara itu terpaksa molor. Mereka menunggu sekitar satu jam hingga acara dibuka oleh Darmin sekitar pukul 11.00 WIB.

Darmin yang tampak tak mempersiapkan diri untuk bertemu IWAPI pun hanya menjelaskan secara garis besar materi presentasi yang disiapkannya untuk Kamar Dagang Indonesia (KADIN) terkait paket kebijakan. Tidak ada sesi tanya jawab dalam acara itu. Setelah Darmin menuntaskan presentasinya dan pamit, para wanita pengusaha yang hadir terlihat heran. Mereka pun bergumam.

"Kita dibohongi presiden ya?" kata seorang anggota Iwapi yang menyadari Presiden tak kunjung menemui mereka.

Akhirnya, Nita meminta penjelasan kepada protokoler Istana. Hasil pembicaraan itu disampaikannya kepada teman-temannya. Dia menjelaskan, bahwa Presiden memiliki kegiatan yang lebih penting.

"Tidak ada kebohongan dari Presiden, tidak ada juga maaf dari Pak Darmin karena memang Pak Darmin tidak tahu. Saya mohon maaf lahir batin kita tidak bisa bertemu Presiden. At least nama kita sudah masuk Istana dan Presiden menjanjikan akan bertemu di kesempatan yang lain," ujar Nita.

Untuk menghilangkan kekecewaan teman-temannya, Nita langsung memekikkan "Hidup Iwapi!".

Acara kemudian selesai. Puluhan wanita pengusaha itu lalu berfoto-foto di Kompleks Istana. Tampak di antara mereka yang hadir adalah Dewi Motik dan mantan Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Melani Leimena Suharli.

Pada saat Darmin menyampaikan presentasi di hadapan IWAPI, Presiden Jokowi memang tengah memanggil sejumlah menteri, di antaranya Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi untuk membahas pembebasan dua WNI disandera dan Menteri ESDM Sudirman Said terkait dengan rencana investasi Timur Tengah di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com