Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muhammadiyah Tetapkan 1 Dzulhijjah 1436 H Jatuh pada Senin 14 September 2015

Kompas.com - 13/09/2015, 18:27 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan bahwa 1 Dzulhijjah 1436 Hijriah akan jatuh pada Senin (14/9/2015) besok. Wakil Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Ma'rifat Iman mengatakan, pihaknya telah menentukan sejak jauh hari mengenai jatuhnya pergantian bulan tersebut.

"Penentuan awal bulan Dzulhijjah, Muhammadiah sudah menetapkan sejak sebulan sebelum Ramadhan bahwa jatuh pada hari besok," ujar Ma'rifat di Gedung Kementerian Agama, Jakarta, Minggu (13/9/2015).

Dengan demikian, kata Ma'rifat, tanggal 10 Dzulhijjah 1436 H atau puncak ibadah haji akan jatuh pada Rabu (23/9/2015). Ia mengatakan, posisi hilal saat ini sudah di atas nol derajat dan di bawah satu derajat.

"Muhammadiyah tidak memperhatikan berapa derajat, yang penting sudah berada di atas ufuk atau horizon atau 0 derajat lebih," kata Ma'rifat.

Ia mengatakan, pergantian bulan ditandai dengan terjadinya istima atau konjungsi edaran bulan dan matahari. Hilal akan tampak ketika bulan dan matahari berada dalam satu garis bujur. Menurut dia, biasanya penentuan awal bulan oleh Muhammadiyah sama dengan penetapan di Arab Saudi.

"Tahun-tahun sebelumnya, Muhammadiyah sama dengan Saudi. Muhammadiyah menentukan dengan hisab, Saudi dengan rukyat, tapi bukan kemungkinan selalu sama," kata Ma'rifat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com